dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
This is one of my favourite poem. Karya Sapardi Djoko Damono, seorang maestro puisi cinta, begitu kalangan sastrawan menyebutnya. Dan hal yang membanggakan saya adalah, saya pernah bertemu dengan beliau..hihi...
Check this one out Bertemu Sang Maestro Puisi Cinta
6 comments:
pAK KARAMU MELAWAT BLOG ANDA
wah. manteb juga nih puisi.
dari maestro lagi :D
Puisi yang sarat makna,... aku suka.
Berarti hujan yang keamrin turun donk.
kan hujannya di bulan Juni..
nah ntuh buku sayah cari2 kagak ada disini mana dijanjiin ma temen juga ga ada sampe dunia sekarang huhuhhu...
Musim sekarang sepertinya sudah lupa.maksudnya belum tau tempatnya.jadi membuat orang ikut pusing(kalau kehujanan).
Post a Comment