sambil menunggang kuda putih penuh pesona,
maka cerita itu akan berakhir Happy Ending.
THE (happiness) END(s)
oleh pria yang bersedia melakukan apa saja demi
tak harus setampan, sekaya atau sesempurna sang pangeran.
so THE (happiness) BEGIN(s)...
Once Upon a Simple Life
Posted by Meilisa Andri at 6:42 PM 3 comments
Labels: 100%Indonesia, cinta, coklat, curhat, inspiratif, romantis
Akhirnya nemu juga lagu ini... Lagu yang tiap kali mendengarnya slalu bikin hati berdesir, serasa mengingatkan saya pada kenangan-kenangan manis yang pernah saya lalui bersama dengan seseorang yang istimewa... So romantic and sweet...
Berikut link downloadnya, selamat mendengarkan...
http://www.tropicanaslim.com/wp-content/uploads/2011/03/Tropicana-Slim-Remember-My-Sweet-Moment.mp3
Posted by Meilisa Andri at 9:45 PM 1 comments
Labels: cinta, inspiratif, musik, romantis
Jika kita tidak suka minum kopi karena mengandung kaffein atau menghindari susu karena menggemukkan, kenapa tidak coba kopi susu. Katanya lebih sehat, enak dan tidak menggemukkan (bukan kata saya loh, melainkan menurut para ahli dalam sebuah artikel yang pernah saya baca).
Beberapa orang lebih suka kopi saja (termasuk variasi jenisnya) atau susu saja. Beberapa lainnya tidak menyukai keduanya, kopi maupun susu. Dan beberapa lagi menyukai keduanya dalam porsi yang sama: kopi susu.
Kopi susu adalah perpaduan kopi dan susu. Rasa kopi pekat yang pahit dan susu lembut yang manis menyatu padu dengan harmonis. Menciptakan cita rasa baru dengan aroma yang lebih bersahabat. Yang ketika kita mencecapnya, terasa pahitnya kopi sekaligus manisnya susu dalam waktu bersamaan. Seolah mengingatkan kita tentang hidup; ada pahit dan manis.
Maka kebanyakan penyuka kopi susu adalah orang-orang yang cinta damai. Mereka adalah orang-orang yang percaya akan pentingnya suatu keseimbangan dalam hidup. Seperti yin dan yang. Hitam dan putih. Pahit dan manis. Layaknya kopi dan susu.
Kopi dan susu adalah dua karakter berbeda yang sama kuat. Namun keduanya saling melengkapi satu sama lain. Saling menghargai dan mentolerir perbedaan. Justru ketika berkolaborasi, mereka menjadi sesuatu yang lebih....menyenangkan.
Jika dianalogikan, pastilah tidak ada hubungan yang seromantis kopi susu. Sebab sebuah hubungan itu adalah tentang memahami. Dan memahami adalah tentang bagaimana menyatukan ketidakseragaman, bukan menyeragamkan, atau mendominasi satu sama lain. Seperti hubungan kopi dan susu.
Posted by Meilisa Andri at 6:16 PM 18 comments
Labels: 100%Indonesia, cinta, inspiratif, kata, romantis
Aku belajar bersabar seperti ia
yang selalu menunggu cahaya matahari
untuk membuatnya bersinar,
Rembulan..
Aku belajar berbagi seperti ia
yang menjadi teman bagi nelayan
sekaligus tempat para pemimpi
menggantungkan harapan,
Bintang...
Aku belajar mencintai seperti ia
yang memberi terang kehidupan
dengan penuh keikhlasan,
Matahari...
Aku belajar menjadi
Rembulan dan bintang dan matahari,
Karenamu..
ketika aku mengatakan bahwa kamu begitu istimewa
aku mengatakannya dengan hati
yang gembira akan adamu
menghargai kejujuranmu
dan menikmati selera humormu
aku mengatakannya dengan kesetiaan
yang datang dari dalam
aku mengatakannya dengan senyuman hangat dan bahagia di wajahku
dan rasa terima kasih karena kamu begitu berarti
aku mengatakannya dengan penuh penghargaan dan kejujuran dan cinta
ketika aku katakan kamu adalah orang yang istimewa
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
This is one of my favourite poem. Karya Sapardi Djoko Damono, seorang maestro puisi cinta, begitu kalangan sastrawan menyebutnya. Dan hal yang membanggakan saya adalah, saya pernah bertemu dengan beliau..hihi...
Check this one out Bertemu Sang Maestro Puisi Cinta
Matahari masih mengintip malu-malu di ufuk Timur bersama awan putih yang juga tengah setia mencumbu langit biru kala saya menunggunya di stasiun itu. Di antara jalur satu dan dua saya duduk diam ditemani dingin, dengan harapan yang cukup besar dan rindu yang siap tertumpah. Ternyata tidak gampang mengatur detak jantung yang semakin tak karuan ketika ujung penantian ini terasa semakin dekat. Tak dapat pula saya tolak waktu membawa saya ke suatu masa dimana dengannya pada akhirnya saya akan bertemu.
Saya berbincang dengan seorang ibu yang sedari tadi duduk tak jauh di sebelah saya untuk membunuh waktu. Saya coba tak hiraukan kecemasan akan kemungkinan sebuah penolakan setelah sebuah pertemuan. Namun ternyata tetap saja gelisah menggelayuti pikiran saya.
Menunggu itu tidak menyenangkan
Tidak semenyenangkan ditunggu
Sebab menunggu itu sama dengan berharap
Dan seringkali harapan menguap begitu saja
Seperti udara
Bukan saya tidak peduli
Atau tidak mau saya sadari
Tapi kali ini menunggunya begitu berbeda
Sebab saya percaya
Di ujung penantian ini dia ada
Tuntaskan rindu yang membara
*seseorang yang akhir-akhir ini mengisi hari-hariku
Bagaimana aku bisa artikan hadirnya yang tak sepenuhnya nyata? Sementara yang kudapat resapi hanya sebentuk jiwa tanpa raga. Yang kudapat selami hanya lewat tutur kata dan alunan suara. Bukan lewat lembut tatapan mata.
Bagaimana harusnya kukalimatkan perasaan bahagia yang tak berbahasa ini? Yang tiba-tiba menyongsong seperti cahaya matahari, menelusup melalui celah-celah naluri. Membuatku tak bergeming kala ia berusaha membawakanku hujan di tengah kemarau hati.
Bagaimana caraku tuk hadapi arus tanya yang kian deras melanda? Ketika ia berhasil membuat benakku sibuk berbincang tentangnya. Mereka-reka di ujung penantian ini akankah bahagia, ataukah akan kembali genangkan air mata kecewa.
Katakan wahai waktu, yakinkanku dengan cara yang sederhana saja. Mungkinkah dia, jawaban atas segala keresahan jiwa?
Saat seseorang memasuki kehidupanmu,
Tepatnya ke dalam ruang hatimu,
bagaimanapun orang lain memandangnya,
dia adalah segalanya bagimu.
Saat kau menatap matanya, masuk ke dalam jiwanya
dan kau mengatakan jutaan kata tanpa suara,
kau tahu bahwa hidupmu menghirup debaran jantungnya.
Kau mencintainya dengan sejuta alasan.
Dan ini semua tidak ada hubungannya dengan pikiran
Melainkan hanya dapat kau sentuh dengan perasaan…
Suatu hari pada bulan Ramadhan (tahun lalu), saya bertanya pada sang kekasih yang tengah asik menyantap buah Arab alias kurma.
"Manisan mana kurma sama aku?", tanya saya mencari perhatian.
"Hahahaha...", ia menertawai entah saya atau pertanyaan saya. "Memangnya kamu mau dibandingin sama kurma? Kalau mau, baru aku bisa milih"
Saya cemberut. Sebel sekaligus ingin menggodanya. Saya tahu dia paling tidak tega melihat saya cemberut. Sampai akhirnya dia berkata,
"Ya tergantung tempat"
Maksudnya??
"Kalau di lidah manisan kurma, tapi kalau di mata manisan kamu", jawabnya dengan tersenyum. Lagi-lagi dia membuat saya tersenyum.
Pria itu...saya tahu benar dia tak pandai dalam hal merayu. Karena dia tak perlu berkata banyak untuk meyakinkan saya tentang sesuatu, termasuk perasaannya.
Pria yang sangat manis itu selalu bisa membuat saya tersenyum. Bahkan saat dia tak lagi di sisi saya, masih bisa saya tersenyum hanya dengan memikirkannya saja.
Beberapa hari ini saya sedang gemar memutar lagu 'Tak Ada yang Bisa' nya Andra and the Backbone di mp3 player, maupun di komputer. Bukan karena apa2, hanya suka lirik dan musiknya yang romantis, terutama pada lirik bagian ini:
'Dan ku genggam lembut
kedua tanganmu
Seakan takut kehilanganmu
Kuingin selalu hatimu untukku'
Sambil membayangkan seseorang yang membisikkan kata-kata itu untukku. Hehe^^
Ada yang belum dengar lagunya?
Coba download dari link ini
#1 dari homyworld
Terimakasih award perdananya. Good Luck!
#2 dari mas WillisKoes
Thanks for loving my blog, I love yours too. Masih bingung mau dikasih siapa nih.. soalnya belum banyak kawannya. hehe
#3 dari mas WillisKoes
Thanks dikasih award lagi, jadi tersanjung. hehe
#4 dari mbak Loly (bundoshop)
Makasih banyak awardnya...seneng deh dapat award lagi
#5 dari andra