silahkan singgah... semoga nyaman...

Counters
Showing posts with label kata. Show all posts
Showing posts with label kata. Show all posts

Monday, January 13, 2014

Bahagia itu Sederhana

Bahagia itu adalah pilihan, tergantung bagaimana cara kita mensyukuri hidup kita. Banyak orang yang merasa tidak bahagia karena mereka memilih untuk tidak melebihkan rasa syukur atas apa yang mereka miliki, melainkan lebih sering mengeluhkan apa yang tak dimilikinya. 


Padahal masih lebih banyak hal yang bisa disyukuri daripada yang bisa dikeluhkan. Seperti mensyukuri udara, matahari, waktu, kesehatan, pekerjaan, tempat tinggal, keluarga, cinta, pasangan yang baik & setia, atau orang tua yang masih menanyakan kabar kita, dan sebagainya. 

Bahagia itu seperti sebuah hadiah atas segala bentuk rasa syukur kita kepada Sang Pencipta. Yang ketika kita semakin bersyukur, Tuhan akan semakin melebihkan apa yang layak untuk kita. 

Maka cara untuk bahagia itu sederhana, banyaklah bersyukur. Sebab ada banyak hal yg layak kita syukuri setiap harinya dan kita layak berbahagia karenanya.

***

Bandung, 13 Januari 2013

Sunday, November 24, 2013

My Happy Beginning

Hidup memang tak seindah kisah dalam dongeng
Dimana sang putri selalu mendapatkan pangeran rupawan, 
seorang putra mahkota kerajaan yang kaya raya, 
pandai menyanyikan lagu cinta dengan merdu suaranya,
sambil menunggang kuda putih penuh pesona, 
juga berani melawan seekor naga demi putri yang dicintainya. 
Lalu setelah mereka menikah,
maka cerita itu akan berakhir Happy Ending
Kisah dongeng selesai begitu saja dengan kalimat, 
"and they lived happily ever after
: dan mereka hidup bahagia selamanya.

THE (happiness) END(s)


Namun bagi saya hidup lebih indah daripada itu.
Sebab saya tak perlu menjadi putri untuk bisa dicintai
oleh pria yang bersedia melakukan apa saja demi
membahagiakan wanita yang dicintainya. 
Saya bisa mendapatkannya dari sosok pria sederhana saja,
tak harus setampan, sekaya atau sesempurna sang pangeran. 
Lalu bagian terbaiknya adalah, 
ketika saya menikah dengan pria tersebut, 
kisah bahagia itu tidak berakhir. 
Karena tak pernah ada Happy Ending dalam kisah nyata, 
yang ada adalah Happy Beginning.

so THE (happiness) BEGIN(s)...

***

Solo, 24 November 2013
(a few days before my wedding day : my Happy Beginning)

Sunday, February 6, 2011

....Ketika

Ketika suatu masalah merayapi kita,
dan kau memilih menelan getirnya egomu bulat-bulat,
tiada yang bisa kuperbuat
selain merelakan butiran tangis jatuh dan luruh perlahan.

Sayang...
Maaf jika aku hanya manusia tak sempurna,
yang selalu berusaha menaklukkan egomu dengan air mata.

Tapi taukah kau?
Aku hanya tlah kehabisan cara membuatmu mengerti
apa yang aku rasa.
Itu saja...

Tuesday, January 19, 2010

stay and never leave

leaving someone behind

and being left behind by someone

are two different emotions


i can’t mention or even answer

which one is better


i prefer ask you to stay

and never leave me alone

if i could


cause it always hurts

when it’s time for you to leave

and for me to be left alone

Sunday, November 15, 2009

Kopi Susu

Jika kita tidak suka minum kopi karena mengandung kaffein atau menghindari susu karena menggemukkan, kenapa tidak coba kopi susu. Katanya lebih sehat, enak dan tidak menggemukkan (bukan kata saya loh, melainkan menurut para ahli dalam sebuah artikel yang pernah saya baca).

Beberapa orang lebih suka kopi saja (termasuk variasi jenisnya) atau susu saja. Beberapa lainnya tidak menyukai keduanya, kopi maupun susu. Dan beberapa lagi menyukai keduanya dalam porsi yang sama: kopi susu.

Kopi susu adalah perpaduan kopi dan susu. Rasa kopi pekat yang pahit dan susu lembut yang manis menyatu padu dengan harmonis. Menciptakan cita rasa baru dengan aroma yang lebih bersahabat. Yang ketika kita mencecapnya, terasa pahitnya kopi sekaligus manisnya susu dalam waktu bersamaan. Seolah mengingatkan kita tentang hidup; ada pahit dan manis.

Maka kebanyakan penyuka kopi susu adalah orang-orang yang cinta damai. Mereka adalah orang-orang yang percaya akan pentingnya suatu keseimbangan dalam hidup. Seperti yin dan yang. Hitam dan putih. Pahit dan manis. Layaknya kopi dan susu.

Kopi dan susu adalah dua karakter berbeda yang sama kuat. Namun keduanya saling melengkapi satu sama lain. Saling menghargai dan mentolerir perbedaan. Justru ketika berkolaborasi, mereka menjadi sesuatu yang lebih....menyenangkan.

Jika dianalogikan, pastilah tidak ada hubungan yang seromantis kopi susu. Sebab sebuah hubungan itu adalah tentang memahami. Dan memahami adalah tentang bagaimana menyatukan ketidakseragaman, bukan menyeragamkan, atau mendominasi satu sama lain. Seperti hubungan kopi dan susu.

gambar diambil dari sini

Tulisan ini saya persembahkan sebagai kado ulang tahun untuk seseorang tercinta yang berada 700 kilometer dari tempat saya menuliskan ini. Terinspirasi dari percakapan saya dengannya beberapa hari lalu tentang kesukaannya pada teh pahit yang berlawanan dengan saya yang lebih memilih teh manis. (trus hubungannya apa dengan kopi susu?hehe..)

Thursday, October 15, 2009

"Don't Judge The Book"

Tentu kita pernah mendengar istilah "Don't judge the book by its cover", yang mempunyai pengertian kurang lebih bahwa kita jangan menilai sesuatu atau seseorang dari penampilan luar (cover) nya saja. Frase tersebut jika diterjemahkan ke dalam kalimat berbeda berarti nilailah sesuatu atau seseorang dari apa yang 'tidak tampak diluar'.

Saya setuju bahwa penampilan luar seperti pakaian yang dikenakan, kendaraan yang dipakai atau rumah yang ditinggali, itu semua belum tentu mencerminkan karakter, kepribadian maupun hati seseorang atau yang saya sebut diatas tadi 'yang tidak tampak diluar'. Namun berita buruknya, kebanyakan manusia yang katanya bersifat sosial ini cenderung lebih sering menilai seseorang dari luarnya saja.

Padahal ada tipikal orang seperti saya, yang kadang pada situasi tertentu lebih memilih mengenakan pakaian seadanya, yang menurut saya simple dan praktis (namun belum tentu menurut orang) juga nyaman dipakai untuk pergi ke mall, toko atau pasar. Alasannya supaya tidak kelihatan menyolok, apalagi mengundang orang jahat yang mungkin berkeliaran di jalanan. Supaya orang menganggap saya ini orang biasa saja, padahal saya bisa makan makanan sehat dan bergizi tiga kali sehari(dan itu menurut saya luar biasa. hehe).

Dan ada juga tipikal orang seperti pengemis di perempatan jalan, yang kadang membawa balita sambil terpincang-pincang untuk menyentuh sisi kemanusiaan para dermawan. Padahal saat durasi mangkalnya telah selesai dan harus berganti shift dengan pengemis lain, ia bisa berjalan dengan tegap, mengganti pakaian tak layaknya dengan kemeja yang bersih dan wajah yang berseri, lalu mengembalikan balita sewaannya itu ke pangkuan orang tuanya.

Maka kawan, jangan menilai orang dari luarnya. Sebab penampilan luar terkadang menipu.

Menurut saya, lebih baik tidak usah menilai. Why don't we live borderless by stop judging people. Menilai hanya akan membatasi kita untuk tahu apa yang tidak tampak diluar penilaian kita.

------

Postingan diatas saya ikut sertakan dalam program LIVE BORDERLESS SPEAK UP CHALLENGE 2009 bertema SOSIAL & KEMANUSIAAN untuk kategori BLOGGER, dengan judul posting "Don't Judge The Book".

Saya mohon dukungan kawan blogger semua dengan memberikan comment dan terutama vote- nya. Syaratnya gampang kok, kalian tinggal mendaftar sebagai member saja supaya bisa vote dan comment.

Terima Kasih

Wednesday, September 30, 2009

Belajar Seperti Ia

Aku belajar bersabar seperti ia
yang selalu menunggu cahaya matahari
untuk membuatnya bersinar,

Rembulan..

Aku belajar berbagi seperti ia
yang menjadi teman bagi nelayan
sekaligus tempat para pemimpi
menggantungkan harapan,

Bintang...

Aku belajar mencintai seperti ia
yang memberi terang kehidupan
dengan penuh keikhlasan,

Matahari...

Aku belajar menjadi
Rembulan dan bintang dan matahari,

Karenamu..

Wednesday, August 5, 2009

for my brother in distance

Foto diatas diambil di Prambanan kurang lebih 15 tahun yang lalu. Paling kanan adalah ibu saya, sebelah kiri ibu adalah kakak saya satu-satunya, Mas Indra, lalu saya, ayah saya dan paling kiri adalah adik saya satu-satunya, Pondra.

Ferrial Pondrafi nama lengkap adik saya. Nama 'Ferrial' berarti lahir di bulan Februari. Sedang 'Pondrafi', kebanyakan orang mengira diambil dari nama pemain sinetron yang juga putra mahkota Pura Mangkunegaran Solo, Gusti Pangeran Haryo (GPH) Paundrakarna Sukmaputra Jiwanegara, padahal disebut demikian karena lahir pada Sabtu Pon. Dan biar terkesan modern alhasil jadilah namanya Pondrafi, supaya terdengar seperti Bonjovi. Dan memang, satu-satunya anggota keluarga kami yang menunjukkan bakat dalam hal musik ya cuma adik saya ini.

Saya dan adik saya, Pondra, memiliki karakter yang berbeda, seperti hitam dan putih (dan memang warna kulit kami sebeda itu), atau seperti air dan api (dimana dia cenderung menjadi air daripada api). Ia memiliki kulit yang putih, rupawan mirip blasteran Jerman, rendah hati dan berakhlak baik. Dia pintar, selalu beruntung, punya banyak teman dan berjiwa sosial tinggi. Sedang karakteristik saya adalah karakter dia jika diputar 249 derajat. hehe.. Namun, meskipun saya tidak punya lemari yang penuh dengan buku-buku pengembangan diri yang membuat dia menjadi wiseman atau tidak pernah mendapatkan beasiswa saat kuliah seperti dia, saya tidak pernah merasa iri padanya. Saya justru ikut bangga dengan segala keberhasilan dan keberuntungannya. Sebab biar bagaimanapun dia adalah adik saya satu-satunya.

Mungkin sudah digariskan demikian bahwa dia mewarisi sifat-sifat baik dari keluarga saya. Sedang sifat jahat dan kebiasaan buruk keluarga justru melekat dengan sukses pada saya. Tapi satu hal yang membuat saya bangga dengan keluarga saya, bahwa seperti apapun diri kita, keluarga adalah satu-satunya tempat yang bisa menerima kita apa adanya. Sebab keluarga adalah tempat kita pulang saat kita telah lelah berjalan. Jika meminjam istilah dari cerita animasi 'Lilo and Stitch' tentang arti keluarga yaitu 'family means no one gets left behind'. Sebab saat salah satu anggota keluarga terpisah raga, rasanya jiwa juga ikut terpisah.

Malam ini saya mendapat balasan email dari Pondra yang saat ini sedang terpisah dengan keluarga. Ia sedang berada di Megelang untuk menyelesaikan tugas magang nya.

Subject: Surat Untuk Keluarga
Date : Wed, 8/5/09 9:06

Trims ya mbak foto-fotonya, aku jadi serasa pengen pulang.
sebenarnya banyak sekali cerita dan pelajaran yang bisa diambil pas di Magelang. kalo aku ceritakan lewat e-mail ini, mungkin terlalu banyak.. he3x
ngomong-ngomong ini ada sedikit tulisan yang aku tulis saat aku berada di magelang. tulisan ini aku persembahkan untuk keluarga tercinta di rumah, yang selalu memberikan cinta dan kasih sayang kepadaku dimanapun aku berada..
===
ini pertama kalinya aku menulis sebuah surat untuk keluarga di rumah.. mungkin ini terdengar berlebihan, namun melalui surat ini aku dapat lebih leluasa untuk mencurahkan isi hatiku.
sebenarnya, banyak sekali pelajaran yang selama ini aku dapatkan selama berada di Magelang. selama di Magelang, aku mendapatkan sebuah pelajaran yang berharga yang belum pernah aku dapatkan sebelumnya di rumah. terutama sebuah pelajaran akan arti pentingnya sebuah keluarga. keluarga yang selalu ada saat aku butuh.. keluarga yang selalu memberi perlindungan, dan keluarga yang selalu memberikan kehangatan atas dinginnya malam.
di Magelang, aku merasakan betapa sepinya saat tidak ada keluarga yang menemani. aku belajar bahwa keluarga adalah tempat yang selalu menerima kita apa adanya, tempat yang selalu memberikan keamanan dan kasih sayang tulus yang sebenarnya. keluarga adalah temnpat yang memberikan banyak sekali pelajaran kehidupan dan memberikan makna akan indanya sebuah kehidupan.
dari sinilah aku akhirnya sadar bahwa selama ini aku telah mendapatkan keluarga yang sangat-sangat hebat yang selalu mencintaiku apa adanya. aku mungkin terlalu sibuk dengan urusanku sendiri, hingga akhirnya akupun selalu lupa untuk mengungkapkan rasa terima kasihku kepada keluargaku. mungkin selama ini aku malu untuk mengucapkan 'terima kasih', kepada Ibu, Bapak, Simbah, Mbak Lissa, Mas Indra saat aku berada di rumah. maka dari itu, melaui surat ini, aku ingin sekali mengucapkan TERIMA KASIH atas semua hal yang telah kalian berikan kepadaku. Terima Kasih atas cinta, pengorbanan, dan kebaikan yang selalu kalian berikan kepadaku dimanapun aku berada.
selain itu aku juga ingin mengucapkan bahwa aku sangat-sangat mencintai kalian, kata yang belum pernah aku ucapkan sebelumnya saat aku berada di rumah.. aku sangat bersyukur karena menjadi bagian dari keluarga ini. aku sangat bangga dengan keluarga ini dan aku percaya bahwa keluarga inilah keluarga yang terbaik di dunia..
banyak sekali pelajaran dan kenangan yang aku dapatkan dari keluarga ini. banyak sekali kasih sayang dan cinta yang aku dapatkan dari keluarga ini, dan banyak sekali keindahan yang aku temukan dalam keluarga ini..
saat menulis tulisan ini, ingin rasanya aku berada di rumah bersama dengan kalian. namun aku belum bisa pulang sekarang. mungkin beberapa hari lagi aku akan pulang ke rumah dan bersama dengan kalian lagi..
sekali lagi..
TERIMA KASIH
Ibu, Bapak, Simbah, Mbak Lissa, Mas Indra..
aku mencintai kalian semua!!!
Ferrial Pondrafi
Magelang
(sambil terisak-isak dan mendengarkan lagu Dark Blue dan Rescued dari Jack's Mannequin)
Email yang sungguh menyentuh. Menyegarkan kembali ingatan saya tentang masa-masa yang telah kami lalui bersama. Menyadarkan akan satu pelajaran berharga bahwa kita biasanya jarang menyadari apa yang kita punya sampai kita kehilangan.

"May Allah bless you, brother..."

Februari 1991, tepatnya saat ulang tahun Pondra yang ke 3
sekaligus perayaan ulang tahun saya dan kakak yang telah lewat satu dan dua bulan sebelumnya

Tuesday, July 7, 2009

begitu istimewa

ketika aku mengatakan bahwa kamu begitu istimewa
aku mengatakannya dengan hati
yang gembira akan adamu
menghargai kejujuranmu
dan menikmati selera humormu

aku mengatakannya dengan kesetiaan
yang datang dari dalam

aku mengatakannya dengan senyuman hangat dan bahagia di wajahku
dan rasa terima kasih karena kamu begitu berarti

aku mengatakannya dengan penuh penghargaan dan kejujuran dan cinta
ketika aku katakan kamu adalah orang yang istimewa

Wednesday, June 17, 2009

Hujan Bulan Juni

tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu

This is one of my favourite poem. Karya Sapardi Djoko Damono, seorang maestro puisi cinta, begitu kalangan sastrawan menyebutnya. Dan hal yang membanggakan saya adalah, saya pernah bertemu dengan beliau..hihi...

Check this one out Bertemu Sang Maestro Puisi Cinta

Friday, June 5, 2009

Sebuah Pertemuan Cinta

Matahari masih mengintip malu-malu di ufuk Timur bersama awan putih yang juga tengah setia mencumbu langit biru kala saya menunggunya di stasiun itu. Di antara jalur satu dan dua saya duduk diam ditemani dingin, dengan harapan yang cukup besar dan rindu yang siap tertumpah. Ternyata tidak gampang mengatur detak jantung yang semakin tak karuan ketika ujung penantian ini terasa semakin dekat. Tak dapat pula saya tolak waktu membawa saya ke suatu masa dimana dengannya pada akhirnya saya akan bertemu.

Saya berbincang dengan seorang ibu yang sedari tadi duduk tak jauh di sebelah saya untuk membunuh waktu. Saya coba tak hiraukan kecemasan akan kemungkinan sebuah penolakan setelah sebuah pertemuan. Namun ternyata tetap saja gelisah menggelayuti pikiran saya.

foto diambil di Lempuyangan pada posting 1 jam prambanan ekspress

Selang sepuluh menit berlalu, saya merasakan rel di jalur satu bergetar. Di ujung rel itu, terlihat cahaya yang menyilaukan, melaju kereta api Bengawan dengan kecepatan yang semakin melambat dari arah Barat hingga akhirnya berhenti tepat di hadapan saya duduk. Suara roda kereta yang bergesekan dengan rel saat berhenti melengking keras, bunyi uap yang keluar pun mengikuti kemudian. Pintu terbuka.

Penumpang tumpah seketika dari dalam kereta tersebut. Ada yang terburu-buru, ada yang kebingungan mencari sanak saudaranya, dan ada juga yang tenang-tenang saja. Para pedagang dan sopir serta merta berebutan mencari pelanggan. Ramai sekali. Sedang saya, masih duduk diam, hanya mata saya yang sibuk mencari-cari wajah pria yang saya tunggu. Meskipun kami belum pernah secara langsung bertemu, setidaknya saya hafal wajahnya melalui foto-foto yang pernah dia kirimkan beberapa bulan belakangan.

Kemudian diantara lalu lalang kerumunan itu, muncul segurat wajah yang bagi saya familiar. Ia seolah menampilkan ekspresi terbaiknya dengan menyunggingkan senyum termanisnya, demi sebuah kesan yang baik pada pertemuan pertama. Pria itu berjalan mendekat dengan tenang dan pandangan yang tak lepas dari saya. Segera saya berdiri setelah dia tinggal beberapa langkah di depan saya, sejenak saya terpaku memandangnya. Saya bersikap se-kasual mungkin saat ia sudah sangat dekat.

Detik-detik pertemuan itu seakan mengalir perlahan layaknya adegan slow motion. Keriuhan di dalam stasiun kala itu pun tiba-tiba tak terdengar. Hening melanda sesaat, hanya terdengar suara hati berbicara:

"Cinta... Apakah itu dia?"

Saya ingat betul moment itu, akan selalu terframe indah di sudut memori sampai kapanpun.

Monday, May 25, 2009

Menunggunya Berbeda

Menunggu itu tidak menyenangkan
Tidak semenyenangkan ditunggu
Sebab menunggu itu sama dengan berharap
Dan seringkali harapan menguap begitu saja
Seperti udara

Bukan saya tidak peduli
Atau tidak mau saya sadari
Tapi kali ini menunggunya begitu berbeda
Sebab saya percaya
Di ujung penantian ini dia ada
Tuntaskan rindu yang membara

Wednesday, May 20, 2009

"mudah saja"

Tuhan
Aku berjalan menyusuri malam
Setelah patah hatiku
Aku bedoa semoga saja
Ini terbaik untuknya

Dia bilang
Kau harus bisa seperti aku
Yang sudah biarlah sudah

Mudah saja bagimu
Mudah saja untukmu
Andai saja.. Cintamu seperti cintaku

Selang waktu berjalan kau kembali datang
Tanyakan keadaanku

Ku bilang
Kau tak berhak tanyakan hidupku
Membuatku semakin terluka

Mudah saja bagimu
Mudah saja untukmu
Coba saja lukamu seperti lukaku

Kau tak berhak tanyakan keadaanku
Kau tak berhak tanyakan keadaanku
Mudah saja bagimu
Mudah saja untukmu
Andai saja cintamu seperti cintaku

Mudah saja...

Semakin gencar diputar di televisi maupun radio, lagu ini semakin merangkak ke atas dalam deretan peringkat lagu poluler di jagad permusikan Indonesia. Lagu yang menjadi favorit baru saya dari semua album Sheila On Seven, band Indonesia favorit sejak saya masih SMA. Dan uniknya, tiap album selalu punya kenangan tersendiri bukan cuma akan seseorang melainkan juga akan sesuatu.

Belakangan satu album Menentukan Arah, termasuk lagu ini, sedang sering nangkring di playlist komputer saya. Bukan apa-apa, saya memang senang dengan lagu-lagunya saja.

Jika belum punya lagunya silakan coba download link di bawah ini:

mudah saja.mp3

Tuesday, May 19, 2009

Mencoba untuk Narsis

*mode narsis on*

- Inilah saya bersama saudara sepupu (sebelah kanan atas)
dan ketiga keponakan mencoba untuk narsis. Cheers... -

Saya bukan tipe orang narsis sebenarnya. Tidak suka terlalu berlebihan mengekspos tentang sesuatu yang sifatnya privasi di blog, seprivasi foto-foto pribadi, supaya tetap eksis. Karena itu saya cukup memajang satu foto (yang membosankan sebab itu-itu saja yang dilihat tiap buka blog ini) pada profil diri. Bahkan juga tidak melengkapi data pribadi mengenai saya di profil tersebut.

Dan pernah ada yang mempertanyakan kenapa. Alasannya bukan karena pelit atau sok eksklusif bak selebritis. Saya sengaja tidak menjadikan blog sebagai sarana untuk bernarsis ria. Memang sejak awal memutuskan membuat blog, tujuan saya bukan supaya pembaca mengetahui kehidupan pribadi saya. Melainkan supaya bisa menyalurkan ekspresi jiwa saya yang sebebas puisi. Dan kalaupun pada akhirnya dikenal orang, saya harap itu karena hasil pemikiran yang saya tuangkan disini.

Suatu kali pernah ada yang mengatakan, setelah menyelami blog ini, bahwa saya mempunyai kehidupan yang sempurna. Tidak juga sebenarnya. Tidak ada yang sempurna di dunia, tidak juga kehidupan saya. Hidup saya simpel dan berjalan apa adanya begitu saja. Layaknya kehidupan orang-orang kebanyakan, ada naik dan turunnya. Kadang ada juga saat saya mengutuki diri bila kehidupan tidak berjalan seperti yang saya inginkan. Lalu bertanya-tanya bagaimana kehidupan orang lain bisa berjalan sesuai harapan. Namun seringnya itu tidak membantu menyelesaikan persoalan. Malah justru menambah kegelisahan. Beginilah hidup, hibur saya kemudian. Jika hari ini saya menangis, pastilah saya akan tersenyum lagi besok.

Ada juga yang pernah bilang hidup saya menyenangkan dan saya sepertinya selalu bahagia. Tidak juga, buktinya ada puisi-puisi sedih di awal blog. Namun saya selalu percaya kebahagiaan itu pasti ada setiap saat. Bahkan di saat sulit sekalipun terselip ruang untuk bahagia. Semua tergantung pada apakah kita memilih untuk menerima ketidaksempurnaan dan bahagia dalam ketidaksempurnaan itu atau sebaliknya. Being happy doesn't mean everything is perfect. But it means we have decided to look beyond imperfections. Sehingga alangkah serakahnya kita, sebagai manusia, ketika kerap meratapi ketidaksempurnaan dan malah mengharapkan sesuatu yang tidak manusiawi seperti sebuah kesempurnaan. Sebab tidak sempurna itu sebenarnya manusiawi.

Namun ada juga yang menilai saya sebaliknya, bahwa saya ini terlalu menderita karena cinta, mulai dari yang tak kesampaian sampai yang tak kunjung datang. Haha... Mungkin juga iya. Kisah cinta yang dramatis terkadang melahirkan jiwa yang puitis. Tahukah bahwa banyak puisi indah terlahir dari seseorang dengan hati yang sedang patah? Itu karena cinta bertepuk sebelah tangan, cemburu, patah hati, putus cinta, dikhianati atau penyakit hati lain yang berhubungan dengan cinta itu lebih mudah didramatisir rasanya daripada kebahagiaan karena cinta. Lihat saja puisi favorit saya karya Sapardi Djoko Damono yang fenomenal 'Aku Ingin' atau 'Hujan Bulan Juni', begitu dalam dan dramatis. Dan menariknya itulah yang membuat beliau terkenal pada akhirnya.

Tulisan ini meski remeh temeh namun terkesan overwhelming bukan??hehe...^^

Silakan pembaca menilai sendiri, siapa dan seperti apa Mel sebenarnya cukup melalui gaya tulisan saya yang apa adanya, tanpa saya harus mengumbar diri. Bukankah dengan begitu penilaian akan lebih obyektif? Blog saya pun juga tidak akan terkesan terlalu narsis, meski narsis itu sebenarnya tidak ada salahnya.

I know that narcissism won't do any harm if we use it in purpose. It might helps us to remind what we have achieved in life. But still, I prefer not to be one of them. Narcissism is not in my dictionary and I don't think I need to update my dictionary yet. Hehe.

*mode narsis off*

Friday, May 8, 2009

SOLO : MY HOMETOWN IN CENTRAL JAVA

Untuk posting jalan-jalan kali ini saya ingin memperkenalkan pesona kampung halaman saya, yaitu Solo atau dengan nama lain Surakarta. Mungkin banyak yang pernah dengar tentang kota Solo, namun belum pernah secara langsung berkunjung ke Solo. Jadi saya pikir tidak ada salahnya menceritakan sedikit tentang kampung halaman saya yang sederhana ini. Semoga posting ini bermanfaat.

Solo merupakan kotamadya yang dikepalai oleh walikota. Kota budaya yang nyaman dan dinamis ini berlokasi kurang lebih 3 jam dari Semarang atau 2 jam dari Yogyakarta. Kota di Jawa Tengah yang dilewati sungai Bengawan ini menawarkan ketenangan hidup di kota kecil. Temukan suasana nyaman kehidupan kota kecil ini dengan keunikan tradisi dan keramahtamahan penduduknya.

Budaya Jawa dapat kita lihat mewarnai hingga setiap sudut kota. Adanya pemerintahan kerajaan di kota ini memberi cukup besar pengaruh terhadap kebudayaan masyarakat dan kemajuan lingkungannya. Namun perhatikan bagaimana bangunan bersejarah seperti Keraton Solo maupun bangunan peninggalan penjajahan bergaya Belanda seperti gedung Bank Indonesia masih dapat terpelihara dengan baik, seiring makin pesatnya pusat-pusat pertokoan dengan arsitektur modern.

Jika dibandingkan dengan Yogyakarta, Solo terbilang masih kurang untuk mendapat julukan sebagai kota wisata. Selain karena tidak terlalu banyak tempat yang mempunyai nilai sejarah, juga karena Solo merupakan kota yang kecil yang belum cukup terkelola dengan sempurna potensi wisatanya. Namun banyak tempat yang menarik dan perlu dikunjungi saat singgah ke Solo.

Kenali lebih dekat tradisi Solo dengan berkunjung ke Keraton Kasunanan Surakarta dan Puro Mangkunegaran, atau saksikan kemegahan pergelaran kesenian Jawa di Gedung Wayang Orang Sriwedari. Rasakan pula nuansa budaya Jawa yang lekat bersama masyarakat Solo saat peringatan peristiwa tertentu dan bersiaplah terkesan dengan kemeriahan karnaval atau arak-arakan keraton berbusana Jawa lengkap menyusuri sepanjang jalan utama, atau keceriaan festival seperti Sekaten yang biasanya berlangsung di alun-alun Utara. Seperti sudah menjadi agenda tahunan, di kota yang kecil ini memang selalu ada perayaan tradisional, baik yang diselenggarakan oleh pihak keraton maupun pemerintah kota.

Perayaan yang juga tak kalah meriah adalah setiap peringatan hari jadi kota Solo. Berbagai kegiatan seperti gerakan penghijauan dan kerja bakti se-kota Solo diadakan, biasanya juga ada acara yang digelar mengusung adat Jawa gaya Surakarta. Seperti kirab budaya dari yang bertaraf nasional hingga internasional. Lalu ada juga pergelaran wayang orang. Bahkan upacara peringatan HUT kota Solo yang dilaksanakan di halaman balaikota juga bertata laksana adat Jawa, dimana para peserta upacara mengenakan busana Jawi serta aba-aba dalam upacara juga berbahasa Jawa. Semua ini dimaksudkan supaya budaya Jawa bisa tetap dilestarikan.

Selain hiruk-pikuk berbagai perayaan yang diadakan, beberapa tempat di sudut kota ini juga bisa menjadi daya tarik yang berbeda ketika berkunjung ke Solo. Pada hari Minggu pagi, sambil berolahraga di stadion Manahan, temukan shelter-shelter (kios) di sekitar area stadion yang menjual aneka khas Solo, dimana kita bisa mencicipi Nasi Liwet sampai berbelanja batik Solo.

Jika hobi shopping dan ingin membeli batik khas Solo dengan harga yang bisa ditawar, maka pasar Klewer adalah tempat yang tepat. Sedang untuk mendapatkan batik Solo berkualitas ekspor, sentra batik Kauman lah tempat yang tepat. Temukan pula sensasi berbelanja di pertokoan sepanjang Jl. Slamet Riyadi yang merupakan pusat kota, mulai dari mall, factory outlet hingga pasar seni tradisional. Kunjungi pasar Triwindu jika kita suka mengkoleksi barang-barang antik dan unik.

Dan bagi yang hobi hunting makanan (seperti saya), kota ini merupakan tempat wisata kuliner yang sempurna. Kita bisa mendapatkan makanan khas Solo, seperti timlo, nasi liwet, selat Solo sampai makanan yang sesuai dengan selera perut. Baik restoran mewah maupun lesehan ala Jawa, atau makanan yang menggunakan pincuk (alas makan dari daun pisang) sampai yang menggunakan hot plate, semua tersedia disini. Bahkan kita tidak perlu khawatir jika tengah malam terbangun dengan perut keroncongan, karena tempat makan di Solo banyak yang buka 24 jam.

Nikmati pula suasana menelusuri kota Solo dengan alat transportasi tradisional, yaitu becak. Tentunya jangan lupa membeli oleh-oleh serabi Notosuman atau intip (kerak nasi berbumbu) untuk keluarga maupun orang-orang yang tersayang.

Mulailah mempertimbangkan kota Solo sebagai tempat tujuan berlibur bersama keluarga atau orang terdekat dan dapatkan pengalaman tak terlupakan dengan merasakan kenyamanan dan kehangatan kunjungan ke kota Solo.

Foto-foto tentang kota Solo Insya Allah akan saya tampilkan di posting berikutnya.

Monday, May 4, 2009

Seorang Istri Seharusnya...

Posting ini sengaja Mel tujukan untuk para istri
yang sedang merasa tidak berhasil menjalankan
perannya dalam berumahtangga,
semoga bisa sedikit membantu...


Pada dasarnya pria lebih mudah jatuh cinta, dan sekali ia menemukan cinta ia akan melakukan apapun untuk membahagiakan wanita yang dicintanya. Sedang wanita, pada dasarnya lebih suka dicintai, ia rela melakukan apapun untuk dapat dicintai pria pujaannya.

Namun setelah terjadi ikatan pernikahan, keadaan seperti berbalik, pria seolah-oleh lebih senang dicintai daripada mencintai. Karena para pria, sekali ia mencemplungkan diri ke dalam sebuah perkawinan, ia akan melihat masa depan sebagai situasi yang santai dan aman karena ia merasa rumah dan kenyamanan sudah terjamin dengan keberadaan istrinya.

Lalu saat suami merasa kehidupannya telah terjamin oleh istrinya, ia akan menumpahkan segala daya upaya untuk menggeluti bagian terpenting dari hidupnya, yaitu karir. Sementara mereka juga ingin tetap dicintai dan disayangi oleh istri. Suami tetap ingin diinginkan, dirindukan, dirawat, dimanjakan dan dibuat bahwa apapun yang dilakukannya di luar rumah selalu dipuja dan dihargai karena mereka pikir yang mereka lakukan adalah demi orang-orang yang dicintainya: istri dan anak-anaknya.

Sayangnya saat mereka terlalu larut dalam kesibukannya, istri akan merasa tidak lagi dicintai oleh suami, sehingga yang didapatkan suami pada akhirnya adalah sang istri yang berhenti mencintai hal-hal positif dalam dirinya dan mulai mengkritik hal-hal negatifnya. Kemudian suami akan merasa dituntut melakukan perubahan. Padahal makhluk yang disebut pria tidak menyukai diatur untuk melakukan perubahan. Lebih-lebih jika perubahan itu diusahakan oleh sang istri dengan air mata.

"Pelajaran penting pertama menjadi seorang istri adalah, jangan menuntut suami berubah menjadi seseorang yang kita inginkan, misalnya menjadi seseorang yang romantis, penuh perhatian, selalu memberi kejutan, dan sebagainya. Terimalah dia apa adanya dan ketimbang merubah suami, lebih baik ubahlah diri menjadi istri yang pantas mendapatkan semua itu darinya. Menerima apa adanya bukan berarti tidak peduli dengan segala kekurangannya, melainkan menerima kekurangan dan bisa mentolerirnya."

Bagi pria, hidup seharusnya merupakan suatu serangkaian kesuksesan. Dan seharusnya seorang istri bisa memberikan rasa aman, rasa puas akan dirinya, selalu mendukungnya, selalu menghargai dan percaya tindakannya adalah bagian dari upaya menuju kesuksesan. Istri juga diharapkan selalu bisa mengerti keinginannya meski tanpa diutarakan sekalipun seperti keinginan untuk disayang dan dimanja. Yang juga bisa merubah mereka tanpa membuat mereka merasa seperti boneka yang digerakkan. Sehingga wajar jika mereka tidak suka ketika merasa menjadi anak buah kapal dimana istrinya sebagai kaptennya karena selalu menuntut perubahan padanya.

Sebenarnya ketika suami mendambakan kesabaran istri, menghendaki istri selalu mengerti apa yang dilakukannya, bahkan ingin dimanjakan oleh hal-hal kecil yang dilakukan istrinya seperti dibuatkan kopi sepulang kerja, dipijati punggungnya, bukan berarti para suami ini adalah makhluk–makhluk patriarkis yang sedang menjajah istrinya. Malah sebaliknya, itu hanyalah cerminan dari kelemahan pria.

Betapa suami membutuhkan istrinya (padahal pria paling anti menunjukkan kebutuhan karena itu dianggapnya suatu kelemahan), betapa suami membutuhkan rasa aman dan nyaman dalam pelukan dan curahan sayang istrinya, betapa suami membutuhkan rasa bangga diri dan kepuasan atas segala kehebatan dirinya yang hanya bisa didapatkan dari istrinya. Tidak peduli istrinya adalah seorang wanita karir atau bukan, kebanyakan suami menginginkan istri menjalankan perannya sebagaimana mestinya.

"Pelajaran penting kedua adalah istri yang baik itu seharusnya tidak pernah berhenti mencintai, menghargai dan membanggakan suaminya. Adalah ia yang tidak pernah berfikir bahwa suami meniadakan eksistensinya atau melakukan tindakan yang menyepelekan dirinya atau melakukan pelanggaran hak asasi terhadap dirinya atas pemenuhan keinginan suami. Ia yang justru melihat kebutuhan itu sebagai bentuk kecintaan suami padanya."

Saya bukan sedang membela para suami dengan membenarkan mereka berhenti mencintai istri ketika merasa tidak lagi dicintai. Saya justru sedang membantu para istri supaya tidak kehilangan cinta atas suaminya...

(Lagi-lagi, saya sedang terserang sindrom sok bijak ketika menuliskannya. Hihi ^^)

NB:
Untuk sahabat Mel yang sedang bermasalah dengan rumah tangganya, semoga cepat menemukan solusi terbaik...Amin

Tuesday, April 28, 2009

Kapan Menyusul?

Datang ke acara pernikahan teman adalah salah satu hal yang cukup dilematis dalam hidup saya untuk saat ini. Di satu sisi saya senang bisa berkumpul dengan teman-teman lama, namun di sisi lain ada perasaan tidak nyaman ketika harus datang ke acara tersebut tanpa seseorang yang bisa saya perkenalkan sebagai suami saya, atau paling tidak calon pendamping hidup saya.

Dan seringnya perasaan tidak nyaman tersebut semakin terasa ketika saya mendengar pengalaman teman-teman berumah tangga, enaknya mempunyai dan mengurus suami, sakitnya melahirkan, repotnya membesarkan anak... Membuat iri saja.

Tapi yang paling tidak saya sukai adalah ketika merasa terintimidasi menghadapi kalimat: "Kapan menyusul?"

"Hei, I'm not in a hurry, I'm a single happy anyway..."



Sekedar ingin mengucapkan selamat untuk kawan saya yang baru saja melangsungkan pernikahan, baik yang sempat saya datangi, maupun yang tidak karena suatu hal. Juga yang sedang merencanakan pernikahan tahun ini, semoga semua lancar dan saya bisa ikut nyumbang. Untuk sahabat yang tengah hamil dan yang baru saja melahirkan.

Semoga kebahagiaan selalu menyelimuti hidup baru kalian. Amin...

Tuesday, April 21, 2009

Penjual Nasi Liwet di Citywalk yang Bahagia

-citywalk di jalan slamet riyadi-
Kemarin saya beli nasi liwet di city walk
Penjualnya seorang nenek yang tampak bahagia
Paling tidak menurut saya

Berbicara beliau tentang nasi liwetnya
Yang dimasak sendiri pagi-pagi
Bila tidak habis sampai siang
Jadilah nasi liwet untuk makanan bebek di rumah

Bertutur beliau tentang keluarganya
Anaknya tujuh sudah berumah tangga semua
Tentang tempat tinggalnya
Yang dua puluh kilo jauhnya dari sini
Sehingga harus berangkat berdagang jam lima pagi

Bercerita beliau tentang pemilu
Yang berefek terhadap harga telur dan ayam
Mempengaruhi harga jual nasi liwetnya
Yang masih saja saya tawar

Berkisah beliau tentang pekerjaannya
Tentang harus berbagi lahan dengan penjual es
Sebab hanya penjual dengan gerobak gratis dari pemkot
Yang mengantongi ijin berjualan di city walk

Beliau telah lama jadi penjual nasi liwet
Sejak sebelum city walk dibangun
Dulu dibawah jembatan penyeberangan

Beliau menyukai jadi penjual nasi liwet
Makanan khas Solo
Meski beliau bukan dari Solo

Dan terlihat beliau bahagia
Dari seringnya beliau tertawa saat bercerita
Dari cara bicaranya yang bersemangat
Seperti 30 tahun lebih muda

Beliau sungguh terlihat bahagia
Hanya menjadi penjual nasi liwet
Di usianya yang telah senja

Monday, April 13, 2009

Je t'aime

Satu frase romantis nan sederhana suatu kali jatuh pada saya.
Terlontar dari pribadi baru yang saya tak pernah sangka.

Namun,
cukup untuk menstimulir hormon bahagia yang telah lama
terperangkap dalam cangkang kecewa lepas bebas.

Goyahkan tembok hati yang selama ini terlalu defensif
terhadap peluang untuk sebuah cinta yang terkadang ofensif.

Satu frase romantis nan sederhana itu adalah:

"Je t'aime"
(
I love you in French)

Tuesday, April 7, 2009

Mungkinkah Dia*?

*seseorang yang akhir-akhir ini mengisi hari-hariku

Bagaimana aku bisa artikan hadirnya yang tak sepenuhnya nyata? Sementara yang kudapat resapi hanya sebentuk jiwa tanpa raga. Yang kudapat selami hanya lewat tutur kata dan alunan suara. Bukan lewat lembut tatapan mata.

Bagaimana harusnya kukalimatkan perasaan bahagia yang tak berbahasa ini? Yang tiba-tiba menyongsong seperti cahaya matahari, menelusup melalui celah-celah naluri. Membuatku tak bergeming kala ia berusaha membawakanku hujan di tengah kemarau hati.

Bagaimana caraku tuk hadapi arus tanya yang kian deras melanda? Ketika ia berhasil membuat benakku sibuk berbincang tentangnya. Mereka-reka di ujung penantian ini akankah bahagia, ataukah akan kembali genangkan air mata kecewa.

Katakan wahai waktu, yakinkanku dengan cara yang sederhana saja. Mungkinkah dia, jawaban atas segala keresahan jiwa?