silahkan singgah... semoga nyaman...

Counters
Showing posts with label curhat. Show all posts
Showing posts with label curhat. Show all posts

Sunday, March 25, 2012

Membuat DONAT CINTA

Libur 2 hari kemarin sangat menyenangkan, karena tanpa diduga sang kekasih pujaan hati datang kerumah. Padahal saya tahu beberapa hari sebelumnya dia gagal memesan tiket kereta untuk pulang, tapi dia nekat datang ke Solo^^... Makin menyenangkan lagi karena kali ini kami membuat donat berdua. Sebenarnya ide Aa yang ingin membuat donat disini, saya sendiri tidak bisa membuat donat, jadi bisa sambil belajar.

Hari Jumat atau hari pertama Aa datang, kami habiskan dengan jalan-jalan, nonton kemudian belanja bahan-bahan untuk membuat donat. Aa bilang, paling enak bikin donat itu pagi hari, supaya bisa untuk cemilan seharian. Akhirnya esoknya, pagi2 saya mempersiapkan semua peralatan, setelah siap Aa pun mulai beraksi unjuk kebolehannya membuat donat paling enak sedunia.

Layaknya seorang baker yang profesional Aa mencampur bahan-bahan penuh percaya diri..kemudian mengaduk-aduknya dengan tangan. Ternyata tidak mudah membuat adonan donat yang bagus, karena harus dibanting-banting segala, butuh tenaga yang ekstra kuat. Setelah adonan benar-benar kalis, kami harus menunggu adonan mengembang hingga 2kali lipat sampai akhirnya siap dibentuk.


Setelah selesai dibentuk, adonan harus didiamkan sebentar hingga mengembang lagi, baru bisa digoreng diatas minyak penuh. Kira-kira sejam kemudian donat telah matang semua, tinggal diberi topping. Total kami membuat 40buah donat, salah satunya saya bentuk hati yang kemudian saya namakan donat cinta.


Urusan topping adalah bagian saya.. Makanya setelah matang, gantian saya yang bekerja membuat kreasi topping yang menarik dengan mengaplikasikan coklat, meses, selai, sampai gula halus, sementara Aa tertidur pulas karena kecapean.


Kami bagi-bagikan beberapa donat hasil buatan kami pada saudara maupun teman, karena tidak mungkin donat sebanyak itu bisa habis dalam 1 hari.. Kebanyakan komentar mereka donatnya enak sekali.. Aa memang jago deh pokoknya. Dan ini dia hasil karya saya yang terhebat: Donat Cinta. Selain bentuknya hati yang melambangkan cinta, donat ini juga dibuat dengan rasa cinta dan dalam keadaan hati yang berbunga-bunga penuh cinta.


Tuesday, January 18, 2011

Pohon Buat Anak Cucu

-It was my first time to Mekarsari... So excited-

Pagi itu mendung, tapi tidak mengurungkan niat kami pergi kesana. Ya, kami yang saya maksud adalah saya dan sang kekasih pujaan hati^^. Butuh perjuangan untuk bisa sampai kesana, sebab cuaca seakan tidak mendukung kami yang ingin menghabiskan waktu bersama.

Hujan akhirnya ditumpahkan juga oleh mendung yang tak bersahabat, belum lagi jalanan yang penuh lumpur, berlubang, bergelombang, dan paling menyebalkan adalah macet padat merayap. Tapi setelah sampai di Mekarsari semuanya terbayarkan, bahkan cuaca tiba-tiba cerah dan bersahabat. Thank God..

Kami memulai petualangan wisata buah dengan mengikuti paket Greenland Tour. Harga tiket per orang hanya Rp 50.000,-. Saya bilang 'hanya' karena saya rasa ini tidak mahal untuk sebuah tour yang menyenangkan, ditambah oleh-oleh buah2an, souvenir cantik, dan bibit pohon gratis, juga pengalaman tak terlupakan.

Tour dimulai dari pintu masuk area greenland zone dengan menggunakan kereta mini yang menyenangkan. Kami berada di gerbong kedua bersama dengan turis lain yang sama excitednya dengan kami. Kereta berjalan dengan lambat menyusuri kebun2 buah yang berjejer rapi antara satu pohon dengan pohon yang lain.

-Dalam kereta mini-

Pohon buah apa saja ada disini, dari nangka, belimbing, Durian Gundul, Abiu, Rambutan dan banyak lagi. Kami mengunjungi stand Sawo Durian, Salak, Belimbing Malaya, juga Melon dan mendapatkan beberapa buah tangan dari tiap stand. Menarik sekali berwisata buah di Mekarsari.

-Di stand Sawo Durian-

-Kebun Melon-

Selesai tour kami menuju ke Garden Center untuk mengambil bibit tanaman gratis. Seharusnya kami hanya membawa pulang 2 bibit pohon, tapi ada bapak2 baik hati yang memberikan 3 kupon untuk kami sehingga totalnya 5 bibit pohon kami bawa pulang. Betapa senangnya.hehe.. Apalagi kekasih saya adalah orang yang sangat cinta tanaman dan peduli lingkungan. He desperately loves plants, gardening and stuff like that. Go green spirit!!!

-Garden Center-

-That's my loved one....surrounded by plant seeds-

Hari menjelang sore kami pulang setelah puas berwisata di Mekarsari. Sambil merapikan bibit tanaman yang akan kami bawa pulang dia berkata, "Ini buat anak cucu kita nanti "...

Wednesday, September 30, 2009

Belajar Seperti Ia

Aku belajar bersabar seperti ia
yang selalu menunggu cahaya matahari
untuk membuatnya bersinar,

Rembulan..

Aku belajar berbagi seperti ia
yang menjadi teman bagi nelayan
sekaligus tempat para pemimpi
menggantungkan harapan,

Bintang...

Aku belajar mencintai seperti ia
yang memberi terang kehidupan
dengan penuh keikhlasan,

Matahari...

Aku belajar menjadi
Rembulan dan bintang dan matahari,

Karenamu..

Wednesday, August 5, 2009

for my brother in distance

Foto diatas diambil di Prambanan kurang lebih 15 tahun yang lalu. Paling kanan adalah ibu saya, sebelah kiri ibu adalah kakak saya satu-satunya, Mas Indra, lalu saya, ayah saya dan paling kiri adalah adik saya satu-satunya, Pondra.

Ferrial Pondrafi nama lengkap adik saya. Nama 'Ferrial' berarti lahir di bulan Februari. Sedang 'Pondrafi', kebanyakan orang mengira diambil dari nama pemain sinetron yang juga putra mahkota Pura Mangkunegaran Solo, Gusti Pangeran Haryo (GPH) Paundrakarna Sukmaputra Jiwanegara, padahal disebut demikian karena lahir pada Sabtu Pon. Dan biar terkesan modern alhasil jadilah namanya Pondrafi, supaya terdengar seperti Bonjovi. Dan memang, satu-satunya anggota keluarga kami yang menunjukkan bakat dalam hal musik ya cuma adik saya ini.

Saya dan adik saya, Pondra, memiliki karakter yang berbeda, seperti hitam dan putih (dan memang warna kulit kami sebeda itu), atau seperti air dan api (dimana dia cenderung menjadi air daripada api). Ia memiliki kulit yang putih, rupawan mirip blasteran Jerman, rendah hati dan berakhlak baik. Dia pintar, selalu beruntung, punya banyak teman dan berjiwa sosial tinggi. Sedang karakteristik saya adalah karakter dia jika diputar 249 derajat. hehe.. Namun, meskipun saya tidak punya lemari yang penuh dengan buku-buku pengembangan diri yang membuat dia menjadi wiseman atau tidak pernah mendapatkan beasiswa saat kuliah seperti dia, saya tidak pernah merasa iri padanya. Saya justru ikut bangga dengan segala keberhasilan dan keberuntungannya. Sebab biar bagaimanapun dia adalah adik saya satu-satunya.

Mungkin sudah digariskan demikian bahwa dia mewarisi sifat-sifat baik dari keluarga saya. Sedang sifat jahat dan kebiasaan buruk keluarga justru melekat dengan sukses pada saya. Tapi satu hal yang membuat saya bangga dengan keluarga saya, bahwa seperti apapun diri kita, keluarga adalah satu-satunya tempat yang bisa menerima kita apa adanya. Sebab keluarga adalah tempat kita pulang saat kita telah lelah berjalan. Jika meminjam istilah dari cerita animasi 'Lilo and Stitch' tentang arti keluarga yaitu 'family means no one gets left behind'. Sebab saat salah satu anggota keluarga terpisah raga, rasanya jiwa juga ikut terpisah.

Malam ini saya mendapat balasan email dari Pondra yang saat ini sedang terpisah dengan keluarga. Ia sedang berada di Megelang untuk menyelesaikan tugas magang nya.

Subject: Surat Untuk Keluarga
Date : Wed, 8/5/09 9:06

Trims ya mbak foto-fotonya, aku jadi serasa pengen pulang.
sebenarnya banyak sekali cerita dan pelajaran yang bisa diambil pas di Magelang. kalo aku ceritakan lewat e-mail ini, mungkin terlalu banyak.. he3x
ngomong-ngomong ini ada sedikit tulisan yang aku tulis saat aku berada di magelang. tulisan ini aku persembahkan untuk keluarga tercinta di rumah, yang selalu memberikan cinta dan kasih sayang kepadaku dimanapun aku berada..
===
ini pertama kalinya aku menulis sebuah surat untuk keluarga di rumah.. mungkin ini terdengar berlebihan, namun melalui surat ini aku dapat lebih leluasa untuk mencurahkan isi hatiku.
sebenarnya, banyak sekali pelajaran yang selama ini aku dapatkan selama berada di Magelang. selama di Magelang, aku mendapatkan sebuah pelajaran yang berharga yang belum pernah aku dapatkan sebelumnya di rumah. terutama sebuah pelajaran akan arti pentingnya sebuah keluarga. keluarga yang selalu ada saat aku butuh.. keluarga yang selalu memberi perlindungan, dan keluarga yang selalu memberikan kehangatan atas dinginnya malam.
di Magelang, aku merasakan betapa sepinya saat tidak ada keluarga yang menemani. aku belajar bahwa keluarga adalah tempat yang selalu menerima kita apa adanya, tempat yang selalu memberikan keamanan dan kasih sayang tulus yang sebenarnya. keluarga adalah temnpat yang memberikan banyak sekali pelajaran kehidupan dan memberikan makna akan indanya sebuah kehidupan.
dari sinilah aku akhirnya sadar bahwa selama ini aku telah mendapatkan keluarga yang sangat-sangat hebat yang selalu mencintaiku apa adanya. aku mungkin terlalu sibuk dengan urusanku sendiri, hingga akhirnya akupun selalu lupa untuk mengungkapkan rasa terima kasihku kepada keluargaku. mungkin selama ini aku malu untuk mengucapkan 'terima kasih', kepada Ibu, Bapak, Simbah, Mbak Lissa, Mas Indra saat aku berada di rumah. maka dari itu, melaui surat ini, aku ingin sekali mengucapkan TERIMA KASIH atas semua hal yang telah kalian berikan kepadaku. Terima Kasih atas cinta, pengorbanan, dan kebaikan yang selalu kalian berikan kepadaku dimanapun aku berada.
selain itu aku juga ingin mengucapkan bahwa aku sangat-sangat mencintai kalian, kata yang belum pernah aku ucapkan sebelumnya saat aku berada di rumah.. aku sangat bersyukur karena menjadi bagian dari keluarga ini. aku sangat bangga dengan keluarga ini dan aku percaya bahwa keluarga inilah keluarga yang terbaik di dunia..
banyak sekali pelajaran dan kenangan yang aku dapatkan dari keluarga ini. banyak sekali kasih sayang dan cinta yang aku dapatkan dari keluarga ini, dan banyak sekali keindahan yang aku temukan dalam keluarga ini..
saat menulis tulisan ini, ingin rasanya aku berada di rumah bersama dengan kalian. namun aku belum bisa pulang sekarang. mungkin beberapa hari lagi aku akan pulang ke rumah dan bersama dengan kalian lagi..
sekali lagi..
TERIMA KASIH
Ibu, Bapak, Simbah, Mbak Lissa, Mas Indra..
aku mencintai kalian semua!!!
Ferrial Pondrafi
Magelang
(sambil terisak-isak dan mendengarkan lagu Dark Blue dan Rescued dari Jack's Mannequin)
Email yang sungguh menyentuh. Menyegarkan kembali ingatan saya tentang masa-masa yang telah kami lalui bersama. Menyadarkan akan satu pelajaran berharga bahwa kita biasanya jarang menyadari apa yang kita punya sampai kita kehilangan.

"May Allah bless you, brother..."

Februari 1991, tepatnya saat ulang tahun Pondra yang ke 3
sekaligus perayaan ulang tahun saya dan kakak yang telah lewat satu dan dua bulan sebelumnya

Friday, June 5, 2009

Sebuah Pertemuan Cinta

Matahari masih mengintip malu-malu di ufuk Timur bersama awan putih yang juga tengah setia mencumbu langit biru kala saya menunggunya di stasiun itu. Di antara jalur satu dan dua saya duduk diam ditemani dingin, dengan harapan yang cukup besar dan rindu yang siap tertumpah. Ternyata tidak gampang mengatur detak jantung yang semakin tak karuan ketika ujung penantian ini terasa semakin dekat. Tak dapat pula saya tolak waktu membawa saya ke suatu masa dimana dengannya pada akhirnya saya akan bertemu.

Saya berbincang dengan seorang ibu yang sedari tadi duduk tak jauh di sebelah saya untuk membunuh waktu. Saya coba tak hiraukan kecemasan akan kemungkinan sebuah penolakan setelah sebuah pertemuan. Namun ternyata tetap saja gelisah menggelayuti pikiran saya.

foto diambil di Lempuyangan pada posting 1 jam prambanan ekspress

Selang sepuluh menit berlalu, saya merasakan rel di jalur satu bergetar. Di ujung rel itu, terlihat cahaya yang menyilaukan, melaju kereta api Bengawan dengan kecepatan yang semakin melambat dari arah Barat hingga akhirnya berhenti tepat di hadapan saya duduk. Suara roda kereta yang bergesekan dengan rel saat berhenti melengking keras, bunyi uap yang keluar pun mengikuti kemudian. Pintu terbuka.

Penumpang tumpah seketika dari dalam kereta tersebut. Ada yang terburu-buru, ada yang kebingungan mencari sanak saudaranya, dan ada juga yang tenang-tenang saja. Para pedagang dan sopir serta merta berebutan mencari pelanggan. Ramai sekali. Sedang saya, masih duduk diam, hanya mata saya yang sibuk mencari-cari wajah pria yang saya tunggu. Meskipun kami belum pernah secara langsung bertemu, setidaknya saya hafal wajahnya melalui foto-foto yang pernah dia kirimkan beberapa bulan belakangan.

Kemudian diantara lalu lalang kerumunan itu, muncul segurat wajah yang bagi saya familiar. Ia seolah menampilkan ekspresi terbaiknya dengan menyunggingkan senyum termanisnya, demi sebuah kesan yang baik pada pertemuan pertama. Pria itu berjalan mendekat dengan tenang dan pandangan yang tak lepas dari saya. Segera saya berdiri setelah dia tinggal beberapa langkah di depan saya, sejenak saya terpaku memandangnya. Saya bersikap se-kasual mungkin saat ia sudah sangat dekat.

Detik-detik pertemuan itu seakan mengalir perlahan layaknya adegan slow motion. Keriuhan di dalam stasiun kala itu pun tiba-tiba tak terdengar. Hening melanda sesaat, hanya terdengar suara hati berbicara:

"Cinta... Apakah itu dia?"

Saya ingat betul moment itu, akan selalu terframe indah di sudut memori sampai kapanpun.

Tuesday, May 19, 2009

Mencoba untuk Narsis

*mode narsis on*

- Inilah saya bersama saudara sepupu (sebelah kanan atas)
dan ketiga keponakan mencoba untuk narsis. Cheers... -

Saya bukan tipe orang narsis sebenarnya. Tidak suka terlalu berlebihan mengekspos tentang sesuatu yang sifatnya privasi di blog, seprivasi foto-foto pribadi, supaya tetap eksis. Karena itu saya cukup memajang satu foto (yang membosankan sebab itu-itu saja yang dilihat tiap buka blog ini) pada profil diri. Bahkan juga tidak melengkapi data pribadi mengenai saya di profil tersebut.

Dan pernah ada yang mempertanyakan kenapa. Alasannya bukan karena pelit atau sok eksklusif bak selebritis. Saya sengaja tidak menjadikan blog sebagai sarana untuk bernarsis ria. Memang sejak awal memutuskan membuat blog, tujuan saya bukan supaya pembaca mengetahui kehidupan pribadi saya. Melainkan supaya bisa menyalurkan ekspresi jiwa saya yang sebebas puisi. Dan kalaupun pada akhirnya dikenal orang, saya harap itu karena hasil pemikiran yang saya tuangkan disini.

Suatu kali pernah ada yang mengatakan, setelah menyelami blog ini, bahwa saya mempunyai kehidupan yang sempurna. Tidak juga sebenarnya. Tidak ada yang sempurna di dunia, tidak juga kehidupan saya. Hidup saya simpel dan berjalan apa adanya begitu saja. Layaknya kehidupan orang-orang kebanyakan, ada naik dan turunnya. Kadang ada juga saat saya mengutuki diri bila kehidupan tidak berjalan seperti yang saya inginkan. Lalu bertanya-tanya bagaimana kehidupan orang lain bisa berjalan sesuai harapan. Namun seringnya itu tidak membantu menyelesaikan persoalan. Malah justru menambah kegelisahan. Beginilah hidup, hibur saya kemudian. Jika hari ini saya menangis, pastilah saya akan tersenyum lagi besok.

Ada juga yang pernah bilang hidup saya menyenangkan dan saya sepertinya selalu bahagia. Tidak juga, buktinya ada puisi-puisi sedih di awal blog. Namun saya selalu percaya kebahagiaan itu pasti ada setiap saat. Bahkan di saat sulit sekalipun terselip ruang untuk bahagia. Semua tergantung pada apakah kita memilih untuk menerima ketidaksempurnaan dan bahagia dalam ketidaksempurnaan itu atau sebaliknya. Being happy doesn't mean everything is perfect. But it means we have decided to look beyond imperfections. Sehingga alangkah serakahnya kita, sebagai manusia, ketika kerap meratapi ketidaksempurnaan dan malah mengharapkan sesuatu yang tidak manusiawi seperti sebuah kesempurnaan. Sebab tidak sempurna itu sebenarnya manusiawi.

Namun ada juga yang menilai saya sebaliknya, bahwa saya ini terlalu menderita karena cinta, mulai dari yang tak kesampaian sampai yang tak kunjung datang. Haha... Mungkin juga iya. Kisah cinta yang dramatis terkadang melahirkan jiwa yang puitis. Tahukah bahwa banyak puisi indah terlahir dari seseorang dengan hati yang sedang patah? Itu karena cinta bertepuk sebelah tangan, cemburu, patah hati, putus cinta, dikhianati atau penyakit hati lain yang berhubungan dengan cinta itu lebih mudah didramatisir rasanya daripada kebahagiaan karena cinta. Lihat saja puisi favorit saya karya Sapardi Djoko Damono yang fenomenal 'Aku Ingin' atau 'Hujan Bulan Juni', begitu dalam dan dramatis. Dan menariknya itulah yang membuat beliau terkenal pada akhirnya.

Tulisan ini meski remeh temeh namun terkesan overwhelming bukan??hehe...^^

Silakan pembaca menilai sendiri, siapa dan seperti apa Mel sebenarnya cukup melalui gaya tulisan saya yang apa adanya, tanpa saya harus mengumbar diri. Bukankah dengan begitu penilaian akan lebih obyektif? Blog saya pun juga tidak akan terkesan terlalu narsis, meski narsis itu sebenarnya tidak ada salahnya.

I know that narcissism won't do any harm if we use it in purpose. It might helps us to remind what we have achieved in life. But still, I prefer not to be one of them. Narcissism is not in my dictionary and I don't think I need to update my dictionary yet. Hehe.

*mode narsis off*

Tuesday, April 28, 2009

Kapan Menyusul?

Datang ke acara pernikahan teman adalah salah satu hal yang cukup dilematis dalam hidup saya untuk saat ini. Di satu sisi saya senang bisa berkumpul dengan teman-teman lama, namun di sisi lain ada perasaan tidak nyaman ketika harus datang ke acara tersebut tanpa seseorang yang bisa saya perkenalkan sebagai suami saya, atau paling tidak calon pendamping hidup saya.

Dan seringnya perasaan tidak nyaman tersebut semakin terasa ketika saya mendengar pengalaman teman-teman berumah tangga, enaknya mempunyai dan mengurus suami, sakitnya melahirkan, repotnya membesarkan anak... Membuat iri saja.

Tapi yang paling tidak saya sukai adalah ketika merasa terintimidasi menghadapi kalimat: "Kapan menyusul?"

"Hei, I'm not in a hurry, I'm a single happy anyway..."



Sekedar ingin mengucapkan selamat untuk kawan saya yang baru saja melangsungkan pernikahan, baik yang sempat saya datangi, maupun yang tidak karena suatu hal. Juga yang sedang merencanakan pernikahan tahun ini, semoga semua lancar dan saya bisa ikut nyumbang. Untuk sahabat yang tengah hamil dan yang baru saja melahirkan.

Semoga kebahagiaan selalu menyelimuti hidup baru kalian. Amin...

Friday, April 10, 2009

saya sudah nyontreng

Bukti bahwa saya sudah ikut nyontreng...
Ikut ambil bagian dalam menentukan nasib negara kita ini 5 tahun kedepan...
hehe^^

Tuesday, April 7, 2009

Mungkinkah Dia*?

*seseorang yang akhir-akhir ini mengisi hari-hariku

Bagaimana aku bisa artikan hadirnya yang tak sepenuhnya nyata? Sementara yang kudapat resapi hanya sebentuk jiwa tanpa raga. Yang kudapat selami hanya lewat tutur kata dan alunan suara. Bukan lewat lembut tatapan mata.

Bagaimana harusnya kukalimatkan perasaan bahagia yang tak berbahasa ini? Yang tiba-tiba menyongsong seperti cahaya matahari, menelusup melalui celah-celah naluri. Membuatku tak bergeming kala ia berusaha membawakanku hujan di tengah kemarau hati.

Bagaimana caraku tuk hadapi arus tanya yang kian deras melanda? Ketika ia berhasil membuat benakku sibuk berbincang tentangnya. Mereka-reka di ujung penantian ini akankah bahagia, ataukah akan kembali genangkan air mata kecewa.

Katakan wahai waktu, yakinkanku dengan cara yang sederhana saja. Mungkinkah dia, jawaban atas segala keresahan jiwa?

Monday, April 6, 2009

Mel vs French Fries

Beberapa hari yang lalu, tiba-tiba saya ingin makan enak (hehe..gaya banget ya). Maklum jaman sekarang cari uang lagi susah, jadi apa-apa harus irit, termasuk urusan perut. Tapi kali ini, pikir saya, tidak apa-apa sesekali memanjakan perut dengan makanan yang agak mahal dan enak tentunya.

Terbersitlah makanan satu ini, Fried Chicken. Halah..ternyata yang enak dan agak mahal menurut saya cuma Fried Chicken, bukan masakan Padang atau sea food (kebayang kan seberapa ngiritnya hidup saya?hahaha).

Maka pergilah saya malam itu ke salah satu restoran cepat saji yang sudah terkenal di mana-mana kualitas Fried Chicken-nya. Saya memesan untuk dibungkus, 3 potong ayam seharga @9 ribu rupiah. Lumayan, bisa untuk lauk sampai keesokan harinya. Sambil menunggu, saya melihat-lihat gambar makanan yang terpajang diatas tempat saya memesan makanan. Jadi kepingin French Fries nih.

"Sekalian French Fries-nya 1 ya mbak", kata saya menambah pesanan.

"Yang besar apa kecil?", tanya si mbak yang melayani pesanan saya dari balik mesin kasir.

"Oh,ada besar sama kecil ya?"

"Iya mbak, yang besar 15 ribu, kalau yang kecil 12 ribu", si mbak menerangkan dengan ramah.

Hah, mahal banget, malah lebih mahal dari harga satu potong ayam, batin saya. Saya pikir tidak akan lebih dari 10 ribu. Mau bilang tidak jadi juga tidak mungkin. Selain malu sama yang ngantri di belakang saya, juga terlanjur kepingin..hihi. Ya sudah, akhirnya belilah saya Friench Fries ukuran kecil. Untung uangnya masih cukup.

Dan tahukah kawan, French Fries seharga 12 ribu plus PPN 10 % itu ternyata isinya tidak lebih dari 1 buah kentang yang dipotong setipis kertas, cuma seiprit. Padahal biasanya saya bisa membuat kentang goreng satu lodong penuh, cukup dengan membeli 1 kilogram kentang di tukang sayur keliling seharga 5 ribu rupiah per kilonya.

Ampun deh, besok-besok saya tidak akan mengulangi, kecuali ada yang traktir...hehe maunya.

Wednesday, April 1, 2009

Penyesalan April Mop

Hari ini adalah tanggal 1 April. Sebagian penduduk dunia menyebutnya April Mop atau April Fools Day. Hari dimana kejahilan bahkan kebohongan terbesar bisa terjadi dan bisa dimaklumi. Memang ini adalah budaya barat, tapi melalui media elektronik seperti televisi, saya kira budaya ini telah menyebar kemana-mana. Saya pun tahu dari sebuah film anak-anak yang saya lupa judulnya. Tentang seorang anak yang mengerjai saudaranya sampai menangis. And in the end he reveals that it's just a joke...it's April Mop...and then they laughs.

Saya pernah punya cerita tentang April Mop. Atau bisa dibilang tragedi April Mop. Dulu semasa kuliah semester 4, saya pernah mengerjai seorang teman laki-laki pada saat April Mop. Sebenarnya ide itu bukan muncul dari saya pada awalnya, tapi dari kedua teman perempuan saya yang emang agak jahil. Saya cuma mendukung dan bersedia dijadikan tumbal (lho kok?)...Begini ceritanya...

Teman pria yang jadi korban, sebut saja MR, adalah seorang yang cerdas, tapi agak tertutup jika ditanya soal kehidupan pribadinya, apalagi soal perempuan, padahal dia orang yang biasa saja, tidak terlalu idealis. Pernah tersiar kabar bahwa dia suka dengan salah satu teman kuliah, tapi tidak jelas siapa orangnya. Dia tipe orang yang mudah bergaul sebenarnya, tapi agak terlalu serius. Maka saya dan kedua teman jahil saya memilih dia untuk jadi korban April Mop, dengan maksud supaya lebih akrab dan tidak terlalu kaku dengan teman-teman perempuan.

Singkat cerita, kedua teman saya melancarkan PLAN 1: Teman pertama, si AN mendekati dia dan bilang kalau salah seorang teman kuliah diam-diam ada yang menyukainya, which is ME (pura-puranya). Sedang teman kedua si DY tiba-tiba datang ikut ngrumpi dan membenarkan isu tersebut. Terang saja MR kegirangan mendengarnya, secara lelaki mana yang tidak girang disukai seorang saya (haha...*mode narsis on*).

PLAN 2: Setelah saya rasa MR percaya dengan omongan AN dan DY kemudian saya mendatangi mereka dan pura-pura tak tahu pembicaraan mereka yang kelihatannya sedang seru-serunya. Kedua teman saya langsung mengarahkan pembicaraan ke arah tadi. MR terlihat pucat, mungkin malu, campur takut, campur tak percaya dan bingung harus bersikap bagaimana. Lalu dengan ekspresi muka biasa saja, bukannya malu-malu atau bagaimana, saya bilang pada MR:

"MR, sebenarnya saya....pengin bilang ini sudah lama...tapi kamu jangan marah ya?"

AN dan DY terlihat cekikikan dibelakang MR.

"Bilang aja, nggak pa pa kok", MR tampak memahami perasaan saya.

Saya melirik kedua teman saya yang masih cekikikan sambil menutup mulut mereka. Saya tidak tahan melihatnya, jadi ingin ikut tertawa. Lalu saya kembali mengalihkan perhatian ke MR. Mukanya tidak menunjukkan suatu ekspresi apapun dengan jelas.

"Aku mau bilang...kalau sebenarnya...aku..."

"Apa to? ngomong aja!", dia mulai tidak sabar dan agak emosi karena saya mengulur-ngulur pembicaraan. Dan akhirnya...

"Sebenarnya aku mau bilang kalau hari ini April Mop"

AN dan DY tertawa tak terkendali di balik punggung MR. Saya ingin ikut tertawa, tapi saya urungkan. Saya hanya tersenyum mengulum ludah. Sebab ada rasa tak tega setelah melihat wajah MR yang jadi merah, entah karena marah atau malu. Ternyata dugaan kami meleset, dia tidak suka dibercandain seperti ini. Saya langsung minta maaf, begitu juga kedua teman saya.Untungnya dia bisa memaafkan saya (yang saya tahu secara lisan), dan hubungan pertemanan kami sampai saat ini baik-baik saja.

Usut punya usut, setelah kejadian itu saya baru tahu kalau ternyata seseorang yang disukainya selama ini adalah saya... Dan tanpa sengaja saya telah melukai perasaannya.

MR maaf ya...

NB: Sebenarnya ini adalah kali pertama dan terakhir saya melakukan kejahilan April Mop dan saya menyesal pernah melakukannya^^.

Sunday, March 1, 2009

ANTARA SOLO-JOGJA (prameks bagian-2)

Sebelum baca posting ini, ada baiknya baca dulu 1 jam prambanan ekspress biar jalan ceritanya nyambung.

OK. Sampai mana ya kemarin? Sambil mengingat-ingat kembali suasana di Prameks waktu itu, saya mau cerita sedikit untuk prolog.

Saya suka jalan-jalan, terutama ke tempat-tempat yang belum pernah saya kunjungi, atau pernah namun jarang saya kunjungi. Baik untuk tujuan tertentu, atau sekedar untuk refreshing saja. Dulu, bapak saya adalah seorang 'petualang'. Berkat pekerjaannya juga, beliau sempat menjelajahi beberapa negara. Mungkin dari situlah menurun jiwa 'petualang' pada diri saya. Minimal saya punya keberanian untuk bepergian sendiri. Tentu dengan persiapan yang matang, tidak asal pergi. Dan yang terpenting seijin orang tua. Walau kadang suka sengaja, pamitnya belakangan setelah sampai tujuan atau setelah pulang. Hehe^^.

Kembali ke perjalanan saya dengan Prameks kemarin.

Selanjutnya, ke bagian kanan saya persis. Duduk anak muda yang autis dengan HP nya. Entah sibuk sms lah, mendengarkan musik lah, atau sekedar main-main. Seolah-olah ia hanya hidup dengan HP-nya saja di dalam kereta itu. Penampilannya mahasiswa. Hampir seumuran dengan gadis berjilbab di depan saya.

Lalu duduk di sebelah kiri saya, bahkan hampir mempet saya, dan yang paling menyita perhatian saya selama perjalanan, adalah seorang bapak dengan anak perempuan berumur 10 tahunan dipangkuannya.

Bapak itu berusia sekitar hampir 40 tahun. Beberapa uban sedikit terlihat mengintip dari bawah topinya. Barangkali itulah salah satu tujuan orang mengenakan topi, untuk menutupi tanda-tanda usia. Si anak lucu sekali, rambutnya agak ikal dan dikuncir dua. Tampak cantik dan centil dengan kaos terusan berwarna pink. Yang setiap melihat tingkah bapak-anak itu sepanjang perjalanan mengingatkan saya akan sesuatu.

Saya sempat ngobrol dengan mereka. Mereka juga tinggal di Solo. Tujuan mereka ke Jogja, ketika saya tanya si bapak, adalah mengajak anaknya jalan-jalan ke Malioboro sekaligus memberi pengalaman pertama anaknya naik kereta (seperti saya dulu).

Mereka terlihat sangat dekat dan akrab satu sama lain. Beda dengan keluarga (tidak bahagia) di depan saya. Bapak satu ini lebih terlihat sangat menyayangi anak perempuannya, begitu juga sebaliknya.

Si anak banyak bicara, banyak bertanya, dan si bapak dengan lembut menjawab pertanyaan anaknya. Saya kerapkali melihat bapak itu mencium kening atau rambut anaknya. Si anak juga terlihat sangat manja menggelayut pada bapaknya. Berkali-kali memeluk bapaknya seakan hanya bapaknyalah satu-satunya yang dia punya dan sayang di dunia.

Anak itu manis sekali, ia memanggil bapaknya dengan sebutan 'papi'. Ketika troli jualan lewat, papinya menawari mau beli minuman apa tidak. Si anak terlihat senang, lalu mengambil salah satu minuman kotak. Setelah itu papinya mengambil uang dari dompet lalu mengangsurkannya pada pedagang itu. Si anak tiba-tiba berkata, 'makasih ya, Pi udah dibeliin'. Saya terkesiap mendengarnya.

Dalam hati ada semacam perasaan aneh yang membuat saya larut didalamnya. Membawa saya kembali tentang sesuatu di masa lalu. Sesuatu itu awalnya terasa meneduhkan ketika mengingatnya, kemudian perlahan terasa menyesakkan dada. Semacam perasaan iri sebenarnya. Bukan iri karena dulu saya tidak sedekat itu dengan bapak saya. Alhamdulillah hubungan saya dan bapak juga baik-baik saja. Melainkan saya iri akan sesuatu yang lain melihat hubungan bapak-anak ini. Sesuatu yang berhubungan dengan 'dia'.

Lagi-lagi dia... Selalu saja berenang-renang dalam otak saya dimanapun saya berada. Seolah semua hal yang saya lihat, dengar dan rasakan telah bersekongkol dengan dia. Selalu memaksa saya untuk tidak melupakannya.

Perasaan yang berkecamuk dalam diri saya tersebut buyar ketika kereta melambat. Tanda saya telah tiba di stasiun Lempuyangan. Maka saya berpamitan dengan keduanya. Dan sedikit berharap ketika pulang bisa bertemu dengan mereka lagi.

Sayangnya saat pulang petang itu, saya tidak bertemu mereka. Malahan saya hampir ketinggalan kereta. Sialnya lagi, saya terpaksa duduk di bawah karena tidak kebagian tempat. Untungnya saya bukan satu-satunya yang duduk di bawah. Tidak terlalu buruk sih, karena saya mencoba menikmatinya supaya nyaman. Tapi tetap saja menyebalkan ketika harus bergeser setiap kali troli jualan lewat.

Sebenarnya itu adalah kali kedua saya naik Prameks tidak dapat tempat duduk.


Tips dari saya bila naik kereta, jangan lupa bawa koran. Siapa tahu tidak dapat tempat, jadi bisa buat alas duduk di bawah.

Selain itu, jangan lupa buang air dulu sebelum naik kereta, karena toilet di kereta amat sangat tidak higienis.
Bahkan kereta eksekutif sekalipun. Dulu pernah waktu ke Jakarta saya sampai harus nahan pipis selama hampir 7 jam setelah tahu toiletnya kurang bersih (mana nahannya sambil kedinginan AC lagi^^).

Tuesday, February 24, 2009

Bertemu Sang Maestro Puisi Cinta

Tak pernah terbayangkan dalam hidup saya bisa berhadapan langsung dengan sang maestro puisi cinta, Prof.Dr.Sapardi Djoko Damono. Meski tidak semua karyanya bertema cinta, namun beliau tidak keberatan bila dikategorikan sebagai pujangga cinta.

Berkat puisi-puisi cintanya yang dibuat lirik dan dilagukan oleh Ari Reda untuk theme song film Cinta Sepotong Roti, karya Sapardi (SDD) mulai dikenal dan diterima masyarakat.

Dulu saya sering bertanya-tanya seperti apa sosok SDD yang sajak-sajak cintanya sukses menggetarkan hati pembaca maupun pendengarnya ini. Ternyata setelah bertemu, saya hanya melihat sesosok kakek berusia 60 tahunan yang sederhana. Namun jenius.

'Aku Ingin' dan 'Hujan Bulan Juni' merupakan dua sajak favorit saya yang sudah lekat di otak sejak lama. Pada dasarnya saya menyukai puisi bertema cinta, terutama cinta yang dalam tak terkatakan, seperti kedua puisi SDD tersebut.

Menurut saya, keduanya bertaburan diksi yang sederhana namun dashyat makna. Menggambarkan cinta yang begitu dalam nan agung, melankolis namun tidak cengeng. Dan menurut saya SDD berhasil menterjemahkan perasaan seperti itu dengan sangat tepat lewat karyanya.

Saya bilang tepat karena saya pernah merasakan bahwa puisi tersebut sedang menggambarkan perasaan saya. Hehe^^..




Saya memang bukan pengagum berat karya SDD. Saya hanya tahu dan kagumi beberapa karyanya. Saya bahkan belum pernah dengar puisinya yang dilagukan. Saya juga tidak mempunyai kumpulan sajak-sajak beliau seperti salah satu peserta obrolan sore itu.

Lelaki itu (saya lupa namanya) tampaknya sengaja membawa buku-buku karya SDD. Mungkin mulai dari yang berjudul DukaMu Abadi (1969) sampai Ayat-ayat Api (2000). Pada akhir acara yang digelar sembariminumkopi dan menghadirkan SDD sore itu, ia tidak menyia-nyiakan kesempatan mendapatkan tanda tangan asli pengarangnya di buku-buku tersebut. Alhasil ketika acara selesai berganti sesi tanda tangan, banyak yang agak protes padanya karena dia meminta tanda tangan paling banyak.

Dan itu cukup membuat saya iri. Sebab saya tidak punya satupun buku beliau yang bisa saya mintakan tanda tangan. Namun sebagai gantinya, saya mendapatkan foto bersama beliau walau hasilnya agak buram (maaf, tidak saya tampilkan disini). Hehe^^

Pada obrolan sore itu, di Momento, Jogja, saya sempat minder sebenarnya. Ada perasaan saya tidak seharusnya ada disana. Selain pesertanya adalah pengagum berat karya SDD, kebanyakan juga mahasiswa jurusan sastra atau seni. Sementara saya tidak punya latar belakang akademis yang berhubungan dengan sastra, nyerempet pun tidak. Saya hanya menggemari hobi menulis saya dan sedang belajar melalui banyak hal, termasuk ngeblog ini.

Tapi kemudian buru-buru saya hapus perasaan itu. Namanya juga baru belajar, pikir saya. Jadi wajar jika saya menjadi semakin tahu bahwa saya sebenarnya tidak tahu apa-apa. Perasaan itu tidak enak sebenarnya, tapi saya ambil positifnya saja. Saya mendapatkan ilmu dan pengalaman lebih dari sebelumnya. Itu sudah cukup. Selain itu, bertemu dengan sastrawan ternama sekelas SDD sudah merupakan kebanggaan tersendiri bagi saya.

Satu lagi cerita berharga telah mewarnai kanvas hidup saya dengan warna yang lebih terang dan tegas. Semoga semakin memperjelas gambaran mimpi-mimpi yang telah saya sketsa dalam benak sejak lama.

Thursday, February 19, 2009

lagu #2: Masih Cinta

Tik tik tik waktu berdetik
Tak mungkin bisa kuhentikan
Maumu jadi mauku
Pahit pun itu ku tersenyum

Kamu tak tahu rasanya hatiku
Saat berhadapan kamu

Tik tik tik air mataku
Biar terjatuh dalam hati
Mauku tak penting lagi
Biar kubuat bahagiamu

Kamu tak tahu rasanya hatiku
Saat berhadapan kamu
Kamu tak bisa bayangkan rasanya
Jadi diriku yang masih cinta

Kamu tak tahu hancurnya hatiku
Saat berhadapan kamu
Kamu tak bisa bayangkan rasanya
Jadi diriku yang masih cinta

Lirik lagu Kotak tersebut begitu terang-terangan menusuk saya. Hingga kadang melilit perasaan saya yang masih kehilangan dia. Sementara rasa ini masih bertengger agung di tiap sudut hati. Sungguh menyakitkan.


Kotak ~ Masih Cinta









Get more songs & code at www.stafaband.info

Tuesday, February 17, 2009

kurma atau saya

Suatu hari pada bulan Ramadhan (tahun lalu), saya bertanya pada sang kekasih yang tengah asik menyantap buah Arab alias kurma.

"Manisan mana kurma sama aku?", tanya saya mencari perhatian.

"Hahahaha...", ia menertawai entah saya atau pertanyaan saya. "Memangnya kamu mau dibandingin sama kurma? Kalau mau, baru aku bisa milih"

Saya cemberut. Sebel sekaligus ingin menggodanya. Saya tahu dia paling tidak tega melihat saya cemberut. Sampai akhirnya dia berkata,

"Ya tergantung tempat"

Maksudnya??

"Kalau di lidah manisan kurma, tapi kalau di mata manisan kamu", jawabnya dengan tersenyum. Lagi-lagi dia membuat saya tersenyum.

Pria itu...saya tahu benar dia tak pandai dalam hal merayu. Karena dia tak perlu berkata banyak untuk meyakinkan saya tentang sesuatu, termasuk perasaannya.

Pria yang sangat manis itu selalu bisa membuat saya tersenyum. Bahkan saat dia tak lagi di sisi saya, masih bisa saya tersenyum hanya dengan memikirkannya saja.

Thursday, February 12, 2009

why do I must love him*?

*him refers to my secret love


Seperti itulah kira-kira pertanyaan yang saya dapat dari para sahabat setelah mendengar kisah ini. Memang hanya pada merekalah saya berani bercerita. Bagaimanapun saya tidak kuat memendamnya sendiri. Saya percaya bahwa tidak satu manusia pun di dunia ini yang merasa nyaman mengubur sesuatu dalam hatinya. Mungkin ada yang bisa melakukannya, namun itu akan terasa menyiksa dan mengganjal.

Pertanyaan itu juga yang terus menggelayut di benak saya hampir setahun ini. Tepatnya sejak saya merasakan perasaan aneh yang begitu indah dan tak terhingga, yaitu ketika lahir dan batin saya dikuasai oleh kekuatan ajaib bernama cinta. Sungguh kekuatan yang amat magis, sulit diterjemahkan dan semakin lama semakin mencengkeram jiwa dan raga. Yang membuat saya begitu keras kepala untuk tidak berpaling pada orang lain untuk saya cinta dan membuat saya lupa diri hanya demi tidak kehilangannya. Bahkan ketika realita di depan saya menyuguhkan kenyataan bahwa mencintainya tidak memberi apa-apa selain luka dan pada akhirnya dosa.

Entah kenapa ada sederet keraguan setiap saya berusaha membunuh hasrat mencinta terhadapnya. Memang benar kata orang bahwa cinta itu buta. Cinta tidak dapat melihat apalagi memilih. Cinta datang begitu saja tanpa memandang perbedaan yang besar sekalipun.

Barangkali pemikiran itulah yang, tanpa saya sadari, membuat saya membiarkan pertanyaan itu tak pernah terjawab sampai sekarang. Saya tak pernah memberikan ruang untuk logika menjawabnya. Padahal seringkali logika tidak sepaham dengan cinta. Saya justru lebih sibuk bertanya-tanya apakah dia juga mencintai saya. Selalu saja saya menerka-nerka perhatian dan sayang yang dia berikan selama ini adalah bentuk sebuah cinta yang nyata. Sementara saya tahu betul dia tak berhak lagi mencinta. Saya membenarkan takdir mempertemukan saya dengannya, namun saya tidak bisa menerima kenyataan bahwa saya tidak ditakdirkan untuk melebur cinta dengannya. Saat itu.

Kembali tentang pertanyaan ‘kenapa saya harus mencintainya’, saya rasa pertanyaan itu seharusnya tidak pernah saya pertanyakan. Karena pertanyaan itu justru akan terus melahirkan keinginan saya untuk mencari tahu lebih tentangnya. Yang ujungnya hanya akan membuat saya semakin mencintainya.

Kini saya sedang berusaha membangun dinding terhadapnya, entah sudah benar atau belum saya menyusunnya. Bukan hanya untuk melindungi saya dari godaan untuk mencintainya, lagi, namun untuk melindunginya juga dari segala tentang saya (lelaki mana yang bisa menolak seorang saya. Hehe^^) yang kadang terlampau ekspresif menyatakan cinta.

Cinta itu ternyata ibarat rumput liar. Yang ketika ia menemukan tanah yang subur untuk berkembang, ia akan tumbuh dan berkembang biak dengan pesat. Apalagi jika si pemilik tanah tersebut merawatnya baik-baik, memberinya pupuk dan air yang cukup. Lama-lama semakin kuat akarnya menghujam tanah hingga sulit untuk dicabut.

Begitu juga cara kerja cinta. Cinta yang terlanjur mengakar akan sulit untuk dihapus meski kenyataan tak berhenti mendesaknya untuk mengubur rasa itu. Seperti cintaku terhadapnya.

Cinta memang buta. Tapi saya tidak buta dan tidak boleh membutakan diri untuk melihat realita. Bagaimanapun juga, cinta terhadapnya memberikan saya lebih dari sekedar kesenangan dan perasaan yang membahagiakan. Melainkan juga semangat dan pengalaman yang amat berharga. Dan segala tentangnya akan selalu ter-frame dalam memori saya sebagai bagian dari petualangan cinta yang indah.

Memilih untuk melepasnya adalah hal paling menyedihkan sekaligus paling benar saya lakukan. Saya yakin kebahagian dan kesedihan datang silih berganti, tidak mungkin bersamaan. Maka saya pun percaya, bahwa suatu saat kesedihan ini akan tergantikan dengan kebahagiaan baru yang mungkin sedang menunggu untuk dilalui. Yang akan datang menjemput ketika semua telah usai saya tangisi.

Tuesday, February 3, 2009

lagu #1: tak ada yang bisa

Beberapa hari ini saya sedang gemar memutar lagu 'Tak Ada yang Bisa' nya Andra and the Backbone di mp3 player, maupun di komputer. Bukan karena apa2, hanya suka lirik dan musiknya yang romantis, terutama pada lirik bagian ini:

'Dan ku genggam lembut
kedua tanganmu
Seakan takut kehilanganmu
Kuingin selalu hatimu untukku'

Sambil membayangkan seseorang yang membisikkan kata-kata itu untukku. Hehe^^

Ada yang belum dengar lagunya?
Coba download dari link ini