silahkan singgah... semoga nyaman...

Counters

Friday, June 5, 2009

Sebuah Pertemuan Cinta

Matahari masih mengintip malu-malu di ufuk Timur bersama awan putih yang juga tengah setia mencumbu langit biru kala saya menunggunya di stasiun itu. Di antara jalur satu dan dua saya duduk diam ditemani dingin, dengan harapan yang cukup besar dan rindu yang siap tertumpah. Ternyata tidak gampang mengatur detak jantung yang semakin tak karuan ketika ujung penantian ini terasa semakin dekat. Tak dapat pula saya tolak waktu membawa saya ke suatu masa dimana dengannya pada akhirnya saya akan bertemu.

Saya berbincang dengan seorang ibu yang sedari tadi duduk tak jauh di sebelah saya untuk membunuh waktu. Saya coba tak hiraukan kecemasan akan kemungkinan sebuah penolakan setelah sebuah pertemuan. Namun ternyata tetap saja gelisah menggelayuti pikiran saya.

foto diambil di Lempuyangan pada posting 1 jam prambanan ekspress

Selang sepuluh menit berlalu, saya merasakan rel di jalur satu bergetar. Di ujung rel itu, terlihat cahaya yang menyilaukan, melaju kereta api Bengawan dengan kecepatan yang semakin melambat dari arah Barat hingga akhirnya berhenti tepat di hadapan saya duduk. Suara roda kereta yang bergesekan dengan rel saat berhenti melengking keras, bunyi uap yang keluar pun mengikuti kemudian. Pintu terbuka.

Penumpang tumpah seketika dari dalam kereta tersebut. Ada yang terburu-buru, ada yang kebingungan mencari sanak saudaranya, dan ada juga yang tenang-tenang saja. Para pedagang dan sopir serta merta berebutan mencari pelanggan. Ramai sekali. Sedang saya, masih duduk diam, hanya mata saya yang sibuk mencari-cari wajah pria yang saya tunggu. Meskipun kami belum pernah secara langsung bertemu, setidaknya saya hafal wajahnya melalui foto-foto yang pernah dia kirimkan beberapa bulan belakangan.

Kemudian diantara lalu lalang kerumunan itu, muncul segurat wajah yang bagi saya familiar. Ia seolah menampilkan ekspresi terbaiknya dengan menyunggingkan senyum termanisnya, demi sebuah kesan yang baik pada pertemuan pertama. Pria itu berjalan mendekat dengan tenang dan pandangan yang tak lepas dari saya. Segera saya berdiri setelah dia tinggal beberapa langkah di depan saya, sejenak saya terpaku memandangnya. Saya bersikap se-kasual mungkin saat ia sudah sangat dekat.

Detik-detik pertemuan itu seakan mengalir perlahan layaknya adegan slow motion. Keriuhan di dalam stasiun kala itu pun tiba-tiba tak terdengar. Hening melanda sesaat, hanya terdengar suara hati berbicara:

"Cinta... Apakah itu dia?"

Saya ingat betul moment itu, akan selalu terframe indah di sudut memori sampai kapanpun.

13 comments:

Dana Telecom said...

sebuah pertanyaan yang tidak pernah terjawab secara sempurna.

Anonymous said...

betul kata dana telco

FATAMORGANA said...

Akankah aku di pertemukan kembali? ibarat sebuah siaran Relay?

Yunna said...

so romantic...
Pertemuan sesaatpun bisa menjadi sebuh awal untuk cinta sejati...

Unknown said...

itulah cinta abstrak tetapi bisa sangat nerasuki pikiran dan hati. bersyukurlah yang masih bisa merasakannya..

soff-tis said...

hmmm .......apa itu cinta? saya juga tidak bisa menjawabnya.saya harus "gila"supaya bisa menjawabnya.

Ranny said...

so romantic mbak..dirimu membahasakan na dengan indah :) lov it dah..
cinta yang abstrak fiuuhh cintaaa...
met kenal mbakkk :)

Izka said...

Setiap pertemuan tak pernah akan sia-sia.....

Indra Ae said...

hi... keren sob blog nya..

hendra said...

indah betul seandainya kita bisa berada pada cerita itu... dan mengalami adegan demi adegan

Meilisa Andri said...

Setiap pertemuan cinta memang selalu indah, romantis dan tidak pernah sia-sia...hehe...
Btw thanks untuk semua comment nya..

Anonymous said...

udah ketemuan yaa . . . aku jg lg berusaha supaya bisa ketemuan ma dia ... cuma bisa nahan kangen tiap hari . . . padahal tiap hari udah ketemu terus d dunia nyata . . .

Anonymous said...

azzzz saking ngantuk na jd keliru nulis na . . . harus na udah tiap hari ketemu d dunia maya bukan dunia nyata . . . ^^